Perayaan 20 Tahun JAFF, Opera Jawa Garin Nugroho Kembali Diputar Pakai Format Seluloid Langka

Rabu, 05 November 2025 | 20:56 WIB
Perayaan 20 Tahun JAFF, Opera Jawa Garin Nugroho Kembali Diputar Pakai Format Seluloid Langka
Ifa Isfansyah, Direktur Festival JAFF dalam konferensi pers di Kemang, Jakarta Selatan pada Rabu, 5 November 2025. [Suara.com/Rena Pangesti]
Baca 10 detik
  • JAFF merayakan dua dekade pada 29 November hingga 6 Desember 2025.

  • Film Opera Jawa diputar kembali dalam format seluloid 35mm langka.

  • Tema "Transfiguration" merefleksikan transformasi sinema Indonesia, Asia, dan juga JAFF.

Suara.com - Perayaan dua dekade Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) siap digelar. Acara ini akan diadakan selama delapan hari, dari 29 November hingga 6 Desember 2025.

Pembukaan JAFF 2025 akan dihelat di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, Yogyakarta. Ini akan menjadi penanda dimulainya perayaan sinema Asia yang telah berlangsung selama 20 tahun.

Untuk menandai momen bersejarah ini, JAFF akan memutar kembali film musikal legendaris Opera Jawa karya sutradara maestro, Garin Nugroho. 

Film ini memiliki makna mendalam karena merupakan salah satu karya yang diputar pada edisi perdana JAFF di tahun 2006.

Pemutaran ini bukan sekadar agenda nostalgia biasa. Opera Jawa akan ditayangkan dalam format aslinya, yakni menggunakan rol seluloid 35mm. 

Format ini kini terbilang langka dan memberikan pengalaman sinematik otentik yang jarang bisa dinikmati di era digital.

Film Opera Jawa. [istimewa]
Film Opera Jawa. [istimewa]

Direktur Festival JAFF, Ifa Isfansyah, menyatakan bahwa pemilihan tema “Transfiguration” tahun ini sangat relevan dengan perjalanan panjang festival tersebut, termasuk dalam cara film disajikan kepada penonton.

Tema ini, menurutnya, merefleksikan transformasi sinema secara luas, mulai dari perkembangan industri di Indonesia dan Asia hingga pelaksanaan JAFF itu sendiri.

“Transfiguration benar-benar transformasi tentang sinema Indonesia, Asia, atau pelaksanaan JAFF pada khususnya yang selama ini kita rasakan selama 20 tahun,” ujar Ifa Isfansyah dalam konferensi pers di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (5/11/2025).

Baca Juga: Film Yohanna Sabet 5 Piala Sekaligus di JAFF 2024, Robby Ertanto: Nggak Nyangka Banget!

Sutradara 46 tahun itu menambahkan, perayaan ini juga menjadi momentum untuk menakar capaian yang telah diraih sekaligus cita-cita yang masih ingin diwujudkan di masa depan.

Perkembangan sinema yang pesat, kata Ifa, juga terlihat dari bagaimana festival kini menjadi wadah penting yang saling terhubung dengan ekosistem film yang lebih besar.

Menurutnya, antusiasme penonton di bioskop akan selalu memberikan dampak positif bagi keberlangsungan sebuah festival, begitu pula sebaliknya.

“Apa yang terjadi di bioskop, penonton banyak, itu berdampak pada festivalnya. Apa yang terjadi di festival, itu berimpact pada komunitasnya. Itu yang sebenarnya menyenangkan,” jelasnya.

Selain Opera Jawa, JAFF ke-20 akan ditutup dengan film Suka Duka Tawa, karya debut penyutradaraan dari Aco Tenriyagelli.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI