Hari Pahlawan Dinilai Hampa, Wanda Hamidah Suarakan Keprihatinan

Senin, 10 November 2025 | 11:48 WIB
Hari Pahlawan Dinilai Hampa, Wanda Hamidah Suarakan Keprihatinan
Wanda Hamidah. [Instagram]
Baca 10 detik
  • Wanda Hamidah menilai makna Hari Pahlawan hampa karena nilai perjuangan terkikis oleh praktik rezim otoriter.

  • Ia mengenang pengorbanan mahasiswa pada era Reformasi 1998, termasuk Tragedi Trisakti dan Semanggi.

  • Wanda mengkritik pemberian gelar pahlawan kepada figur yang dianggap pelanggar HAM.

Suara.com - Aktris sekaligus aktivis, Wanda Hamidah, melontarkan kritik tajam bertepatan dengan momen Hari Pahlawan yang diperingati hari ini, Senin, 10 November 2025.

Melalui sebuah unggahan di akun Instagram pribadinya, perempuan berusia 48 tahun itu menyuarakan keprihatinannya atas kondisi demokrasi di Indonesia saat ini.

Ia menilai makna Hari Pahlawan menjadi hampa ketika nilai-nilai perjuangan yang seharusnya dijunjung tinggi justru tergerus oleh praktik-praktik yang ia sebut sebagai ciri rezim otoriter.

Unggahan tersebut menampilkan sebuah tulisan dengan latar belakang gelap yang menyiratkan pesan mendalam.

"Hari Pahlawan hampa kehilangan makna, ketika pemimpin rezim otoriter, yang membungkam demokrasi dengan pembunuhan demi pembunuhan, melanggengkan korupsi, nepotisme dan oligarki diangkat menjadi pahlawan," tulisnya.

Politisi yang pernah menjadi anggota DPRD DKI Jakarta periode 2009-2014 ini kemudian mengenang kembali perjuangan mahasiswa di era Reformasi 1998.

Perjuangan tersebut, menurutnya, adalah pengorbanan besar untuk meruntuhkan rezim otoriter yang sarat dengan sejarah kelam.

Wanda menyinggung secara spesifik tragedi yang memakan korban jiwa dari kalangan mahasiswa, yaitu Tragedi Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II.

"Tahun 1998, ribuan mahasiswa di seluruh Indonesia serempak melakukan demonstrasi berhari-hari, berbulan-bulan. Mengorbankan nyawa teman-teman kami di Trisakti, Semanggi 1, Semanggi 2, untuk mengakhiri rezim otoriter yang penuh sejarah kelam," kata dia.

Baca Juga: 35 Hari Terpisah, Wanda Hamidah Disambut Tangis Lelah Putra Sulung dan Pertanyaan Menusuk Hati

Dengan lantang, Wanda Hamidah, yang juga merupakan alumnus Fakultas Hukum Universitas Trisakti, menyatakan bahwa ia melihat adanya kebangkitan kembali rezim serupa di masa sekarang.

Puncaknya, menurut artis kelahiran 21 September 1977 ini, adalah ketika figur yang ia sebut sebagai pelanggar Hak Asasi Manusia (HAM) justru diberi gelar 'pahlawan'.

"Hari ini, rezim itu kembali, dengan mengangkat pelanggar HAM sebagai 'pahlawan'," tandas Wanda Hamidah.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI