Dituding Tone Deaf dan Lupa Kewajiban LPDP, Maudy Ayunda Akhirnya Buka Suara Soal Banjir Sumatra

Dinda Rachmawati Suara.Com
Kamis, 04 Desember 2025 | 15:52 WIB
Dituding Tone Deaf dan Lupa Kewajiban LPDP, Maudy Ayunda Akhirnya Buka Suara Soal Banjir Sumatra
Maudy Ayunda (instagram.com/maudyayunda)
Baca 10 detik
  • Maudy Ayunda dikritik karena dinilai diam soal bencana Sumatra.
  • Ia menjawab lewat unggahan From This Island tentang program lingkungan dan reforestasi di Sumatra.
  • Responsnya dipuji sebagian, tapi dianggap terlambat oleh yang lain.

Suara.com - Beberapa hari terakhir, nama Maudy Ayunda kembali menjadi sorotan publik. Bukan karena karya atau prestasinya, melainkan karena sederet komentar sinis yang memenuhi kolom komentar Instagram-nya.

Banyak warganet mempertanyakan sikap diam Maudy terhadap bencana banjir besar yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Sebagai figur publik sekaligus lulusan LPDP, beasiswa yang menggunakan dana publik publik merasa Maudy seharusnya menunjukkan empati secara terbuka. Komentar bernada kritik pun berdatangan. 

Sebagian menilai ia “tone-deaf,” tidak peka terhadap isu kemanusiaan yang sedang terjadi di tanah air. Ada pula yang mengaitkan diamnya Maudy dengan kewajibannya sebagai awardee LPDP.

"Princess tone deaf," tulis @icha****.

"Maudy setidaknya say something kan udah pakai uang pajak warga untuk kuliahin LPDP mu... Do something lah masa LPDP kan tujuannya kembali ke lndonesia untuk mengabdi bagi bangsa, ini malah buka salon..," ungkap @fri***.

"Gak ada posting banjir sumatera mod? Tone deaf sekali, katanya awardee lpdp," ucap @nis****.

Namun, di tengah kritik yang masih mengalir, Maudy tiba-tiba muncul dengan unggahan dari brand kecantikan miliknya, From This Island. 

Bukan unggahan promosi biasa, melainkan rangkaian postingan tentang kondisi lingkungan di Indonesia—khususnya Sumatra, wilayah yang sedang dilanda banjir besar.

Baca Juga: Solidaritas untuk Perantau Sumatra: Dari Seniman Gamping hingga Polda DIY Turun Tangan

Dalam postingan itu, Maudy bersama tim From This Island memperlihatkan dokumentasi kegiatan mereka dalam program adopsi hutan, pembicaraan dengan komunitas lokal, penjelasan soal degradasi ekosistem yang memperparah bencana, hingga pengumuman bahwa mereka mulai memperluas program reforestasi dan pemulihan lingkungan ke Sumatra.

"Awal tahun ini, saya dan tim @fromthisisland sempat ke Sintang, Kalimantan Barat, untuk melihat langsung program adopsi hutan kami. Di sana, kami ngobrol dengan komunitas dan menyaksikan bagaimana hutan mengalami tekanan dan penyusutan: deforestasi pengalihan lahan, dan degradasi ekosistem sesuatu yang kini sayangnya semakin sering terlihat di banyak wilayah Indonesia," tulis postingan tersebut.

"Melihat apa yang terjadi di Sumatra sekarang, kita belajar bahwa inilah salah satu konsekuensi ketika ekosistem terus-menerus mengalami tekanan. Kita terlalu mengambil alam begitu saja, dan kini dampaknya terasa begitu dalam serta dirasakan oleh banyak komunitas. Ini bukan sekadar isu lingkungan—ini adalah persoalan kemanusiaan," tambahnya.

"Semoga Indonesia lekas pulih. Doa terbaik untuk Sumatra, untuk setiap keluarga yang terdampak, dan untuk masa depan di mana manusia dan alam dapat pulih bersama. Dan semoga para pemimpin kita hadir dan mengambil langkah nyata untuk menangani situasi yang mendesak dan kompleks ini," tulis postingan tersebut.

Unggahan tersebut terasa seperti jawabannya terhadap kritik publik: bukan sekadar menulis “praying for Sumatra,” melainkan menunjukkan kontribusi nyata melalui langkah jangka panjang yang telah ia rintis.

Melalui postingan panjang itu, akun From This Island juga menyampaikan pesan bahwa apa yang terjadi di Sumatra bukan hanya isu lingkungan, tetapi isu kemanusiaan. Program reforestasi yang mereka kembangkan—mulai dari Kalimantan hingga Papua—kini diperluas ke Sumatra.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI