- Film animasi Garuda di Dadaku, dirilis BASE Entertainment dan KAWI Animation, diproyeksikan tayang bioskop pada tahun 2026.
- Adaptasi ini menawarkan cerita baru dengan sentuhan fantasi, memperkenalkan karakter magis Garuda bernama Gaga.
- Proyek ini melibatkan ratusan animator lokal Indonesia dan disutradarai oleh animator berpengalaman Hollywood, Ronny Gani.
Suara.com - Salah satu kekayaan intelektual (Intellectual Property/IP) paling ikonis di perfilman Indonesia, Garuda di Dadaku siap lahir kembali dalam format baru.
Rumah produksi BASE Entertainment bekerja sama dengan KAWI Animation secara resmi merilis teaser trailer dan poster perdana untuk film animasi Garuda di Dadaku dalam konferensi pers yang digelar di kawasan MH. Thamrin, Jakarta Pusat, pada Rabu, 17 Desember 2025.
Berbeda dengan versi live-action yang dirilis tahun 2009, adaptasi animasi ini tidak sekadar menceritakan ulang kisah lama, melainkan memperluas semesta cerita dengan sentuhan fantasi.
Film yang diproyeksikan tayang di bioskop pada tahun 2026 ini memperkenalkan karakter baru bernama Gaga, seekor burung Garuda jenaka yang menjadi sahabat magis bagi tokoh utama.
Produser BASE Entertainment, Shanty Harmayn, menegaskan bahwa proyek ini adalah upaya untuk memperkenalkan semangat Garuda di Dadaku kepada generasi baru yang mungkin belum lahir saat film orisinalnya tayang.
![Film animasi Garuda di Dadaku tengah diproduksi dan siap tayang pada 2026. Sejumlah artis seperti Revalina S Temat dan Kristo Immanuel akan mengisi suara di film ini. [Tiara Rosana/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/12/17/27926-film-animasi-garuda-di-dadaku.jpg)
"Ini bukan remake dari film live action menjadi animasi. Ini adalah cerita baru dari universe yang sama, tapi punya elemen fantastical yang jauh lebih segar," kata Shanty kepada awak media.
Proses pengembangan film ini memakan waktu yang cukup panjang. Shanty mengungkapkan bahwa ide awal muncul sekitar April 2022.
Selama tiga tahun terakhir, proyek ini melibatkan kolaborasi masif yang menyerap tenaga kreatif lokal.
"Ada lebih dari 300 animator dari berbagai studio di Indonesia, mulai dari Bali, Malang, Bogor, Jogja, hingga Bandung yang bekerja untuk film ini," ujarnya.
Baca Juga: Iko Uwais Rilis Final Trailer TIMUR, Film Laga dengan Sentuhan Emosional
Optimisme serupa disampaikan oleh produser Aoura Lovenson Chandra. Dia memiliki mimpi besar agar animasi buatan anak bangsa bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Kalau kita berkaca pada negeri tetangga, animasi di region itu menjadi juara di negerinya. Indonesia harus bisa. IP dan film animasi Indonesia harus menjadi pemenang di rumah kita sendiri," imbuh Aoura.

Di kursi sutradara, duduk sosok Ronny Gani, seorang animator berpengalaman yang telah berkecimpung lebih dari 15 tahun di industri Hollywood.
Pria yang pernah terlibat dalam proyek besar seperti The Avengers, Transformers, hingga The Mandalorian ini kembali ke Tanah Air dengan visi khusus.
Ronny menjelaskan bahwa pendekatan visual dalam Garuda di Dadaku tidak semata-mata mengejar teknologi termahal, melainkan fokus pada kualitas artistik dan relevansi lokal.
"Kami ingin menghadirkan relatability. Mulai dari bentuk stadion bola yang mirip stadion di kampung-kampung kita, hingga suasana kota besar yang khas Indonesia. Hal-hal yang tidak bisa ditemukan di film animasi luar negeri, itu yang membuat kita merasa 'this is ours'," ucap Ronny.
Secara karakter, Ronny dan tim mendesain setiap tokoh dengan keunikan visual yang kuat.
Misalnya, karakter Putra ditampilkan dengan jersey merah yang terlihat "lemah" atau belum superior, menggambarkan posisinya sebagai pemula.
Sementara karakter Dewi Garuda dirancang untuk menonjolkan sisi keibuan yang bijaksana.
Film ini menggandeng deretan pengisi suara yang menarik, mulai dari aktor cilik hingga aktor senior yang pernah terlibat dalam waralaba aslinya.
Keanu Azka didapuk sebagai pengisi suara Putra, karakter utama berusia 13 tahun yang bermimpi menjadi pemain sepak bola Timnas Indonesia.
"Rasanya senang banget dipercaya memerankan Putra. Kebetulan aku juga suka bola dan fans Barcelona, jadi itu lumayan membantu riset karakter Putra yang mirip-mirip aku," ujar aktor cilik kelahiran 2012 tersebut.
Sementara itu, karakter sentral lainnya, Gaga, disuarakan oleh konten kreator dan aktor Kristo Immanuel.
Bagi Kristo, terlibat dalam proyek ini terasa surreal karena dia adalah penonton film aslinya saat masih berusia 12 tahun.
"Tantangannya jauh lebih besar daripada impersonate atau konten biasa. Karena ini animasi, kita harus menghidupkan karakter yang visual-nya belum final saat rekaman. Untungnya Mas Ronny sangat terbuka untuk ngulik bareng," tutur Kristo.
Dia menggambarkan Gaga sebagai karakter yang penuh energi, passionate, dan jenaka.
Kejutan datang dari Revalina S Temat yang kembali ke semesta Garuda di Dadaku.
Jika dahulu dia berperan dalam serial televisinya, kini Revalina mengisi suara karakter Dewi Garuda.
"Ini proyek animasi pertama aku dan ternyata susah banget. Kita enggak tahu burung kalau ngomong gimana, apalagi ini Dewi-nya burung. Tapi Mas Ronny sabar banget membimbing sampai akhirnya aku puas dengan hasilnya," kata Revalina.
Selain mereka, aktris cilik Queen Salman turut bergabung mengisi suara karakter Naya.
Senagai informasi, film animasi Garuda di Dadaku mengisahkan Putra, seorang bocah yang mimpinya menjadi pesepak bola profesional nyaris runtuh setelah gagal seleksi.
Di tengah keputusasaan, dia menemukan "jersei mistis" dan bertemu dengan Gaga, sosok Garuda kecil yang memiliki kekuatan magis.
Bersama Gaga dan teman barunya, Naya, Putra harus membuktikan kemampuan dirinya, melawan keraguan, dan menghadapi tantangan terbesar dalam hidupnya.
Film ini diproduksi oleh BASE Entertainment dan KAWI Animation, dengan ko-produksi bersama Robot Playground Media, serta didukung oleh berbagai mitra strategis.