Gaya Nyentrik White Shoes & The Couples Company di Soundrenaline 2025

Senin, 22 Desember 2025 | 09:00 WIB
Gaya Nyentrik White Shoes & The Couples Company di Soundrenaline 2025
Sari White Shoes and The Couples Company saat membawakan lagu Senandung Maaf (soundtrack Janji Joni) di panggung Soundrenaline.
Baca 10 detik
  • White Shoes & The Couples Company tampil di Soundrenaline 2025 dengan kemeja bermotif wajah personel sendiri dan aransemen khusus bernama "Lestropical Combo".
  • Puncak acara digelar di Taman Peruri, Jakarta, dengan suasana intim yang menyerupai pesta di taman belakang rumah.
  • Penampilan ini sekaligus merayakan edisi ke-20 Soundrenaline dengan membawa nuansa tropis dan interaksi hangat bersama audiens.

Suara.com - Grup musik indie ikonik, White Shoes & The Couples Company (WSATCC), sukses memberikan warna berbeda pada hari pamungkas gelaran Soundrenaline 2025.

Tampil di Taman Peruri, Blok M, Jakarta Selatan pada Minggu, 21 Desember 2025, band asal Jakarta ini tak hanya memanjakan telinga, tetapi juga mencuri perhatian lewat gaya busana yang tak biasa.

Sextet yang beranggotakan Aprilia Apsari (Sari), Saleh Husein, Ricky Virgana, Rio Farabi, Aprimela Prawidyanti (Mela), dan John Navid ini menjadi salah satu penampil yang paling dinanti.

Kehadiran mereka seolah menjadi penyempurna suasana sore menuju malam di kawasan rindang Blok M tersebut.

Kenakan Kostum Gambar Wajah Sendiri dan Aransemen Spesial

Ditemui awak media sesaat sebelum naik panggung, para personel WSATCC tampak antusias menceritakan persiapan mereka.

Berbeda dengan gaya retro formal yang biasa mereka usung, kali ini mereka tampil lebih santai dengan kemeja bertema tropikal. Menariknya, motif kemeja tersebut adalah gambar wajah para personelnya sendiri.

"Kostumnya beda, spesial untuk Soundrenaline. Ini ada muka-muka kita kalau di-zoom. Didesain oleh seseorang yang rahasia, biar enggak dicari-cari orang lain," ujar pemain cello dan bass, Ricky Virgana, sambil bercanda.

Tak hanya soal visual, WSATCC juga menjanjikan eksplorasi musik yang lebih dalam untuk panggung Jakarta. Mereka membawa format aransemen khusus yang diberi nama "Lestropical Combo".

Baca Juga: Bernadya di Soundrenaline: Aransemen Lagu Lama, Puji Venue Unik

"Kita bakal eksplor lagi, lebih bermain-main lagi dengan instrumen yang di rekaman ada, tapi enggak semua (panggung) ada. Kita bawa kendang, perkusi, trompet, alto sax, tenor sax, hingga trombone. Makanya dinamakan Lestropical Combo," tambah Ricky, menjelaskan keseruan teknis di panggung kali ini.

Sang gitaris, Rio Farabi, menambahkan bahwa suasana panggung Jakarta memberikan kesan yang unik dibandingkan dua kota sebelumnya, yakni Medan dan Bandung.

"Pengalamannya menyenangkan karena pertama kali kita tahu Soundrenaline memberikan konsep yang berbeda dari acara-acara sebelumnya. Jadi kita bisa langsung bertemu audiens di tempat surrounding mereka sendiri," tuturnya.

Bahkan, untuk mendukung tema tropis tersebut, sang pemain keyboard, Mela, memberikan permintaan khusus untuk konsumsi di atas panggung.

"Minumannya juga beda, Mela request di panggung nanti kita enggak minum air mineral, tapi air kelapa. Biar tropikal!" seru Saleh Husein sembari tertawa.

Aksi Panggung: Rayakan Senja di 'Taman Belakang Rumah'

Tepat pukul 18.15 WIB, WSATCC naik ke atas panggung di tengah sorakan ribuan penonton.

Sari, sang vokalis, tampil menawan dan langsung membuka set dengan lagu yang sangat tematik, "Senja Menggila". Irama disko-pop yang ceria langsung membuat penonton bergoyang mengikuti tempo.

Setelah lagu pembuka, Sari menyapa para penggemarnya dengan hangat.

"Selamat malam Jakarta! Selamat malam Soundrenaline! Senang sekali malam hari ini, di hari terakhir, kita bisa berkumpul di Taman Peruri yang cantik ini. Apa kabar semuanya? Masih semangat?" sapa Sari yang disambut teriakan histeris penonton.

WSATCC berturut-turut membawakan hits favorit seperti "Aksi Kucing", "Vakansi", dan "Kisah dari Kota".

Atmosfer Taman Peruri yang hijau dan terbuka membuat Sari merasa seperti sedang mengadakan pertunjukan di area pribadi.

"Tadi kami sempat ngobrol, ternyata ini pertama kalinya White Shoes main di sini. Tempatnya asyik ya? Seperti sedang pesta di taman belakang rumah," ucapnya lagi di sela-sela lagu.

Memasuki tengah set, mereka membawakan lagu daerah asal Maluku, "Lembe-Lembe", yang diaransemen dengan sangat energetik, disusul dengan lagu nostalgia "Windu & Defrina".

Ditampilkan pula lagu "Selangkah ke Seberang", di mana seluruh penonton kompak berjoget mengikuti irama up-beat khas 80-an.

Perkenalan Lestropical Combo dan Pesan Penutup

Memasuki penghujung acara, Sari memperkenalkan satu per satu anggota band di atas panggung.

"Dan sudahlah itu ujung penampilan kami bersama Lestropical Combo," ucap Sari.

"Oke kita lanjut, sisa dua lagu lagi. Waktu sangat terbatas, jangan ke mana-mana masih banyak musisi-musisi hebat lainnya. Tentunya selamat menikmati festival ini, aman, tentram, jaga sesama ya," tambahnya.

Sang vokalis menutup sesi tersebut dengan harapan manis bagi masa depan festival legendaris ini.

"Terima kasih dan selamat malam. White Shoes & The Couples Company dan Lestropical Combo di Soundrenaline yang ke-20, tahun 2025. Lanjut lagi, mudah-mudahan kita ketemu lagi di tahun depan. Sampai jumpa!" tutupnya.

White Shoes & The Couples Company adalah grup musik indie-pop asal Jakarta yang dibentuk pada tahun 2002 di kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

Dikenal dengan estetika vintage dan musik yang terinspirasi dari pop klasik Indonesia era 60-an dan 70-an, mereka telah merilis beberapa album ikonik seperti White Shoes & The Couples Company (2005), Vakansi (2010), dan 2020 (2020).

Band ini merupakan salah satu band indie Indonesia pertama yang mendapatkan pengakuan internasional melalui label Minty Fresh di Chicago, AS.

Di sisi lain, Soundrenaline 2025 mengusung konsep baru bertajuk City Festival yang membawa semangat musik ke ruang-ruang publik di berbagai kota.

Pada tahun ini, festival musik terbesar di Indonesia tersebut menyambangi Medan dan Bandung sebelum akhirnya mencapai puncaknya di Jakarta.

Pemilihan venue seperti Taman Peruri di Jakarta Selatan bertujuan untuk memberikan pengalaman menonton musik yang lebih intim dan menyatu dengan arsitektur kota.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI