Ini Olahraga Tepat Buat Pasien Geriatri

Laban Laisila Suara.Com
Senin, 06 Oktober 2014 | 01:20 WIB
Ini Olahraga Tepat Buat Pasien Geriatri
Ilustrasi tangan orang tua/kakek. Shutterstock

Suara.com - "Kalau rajin olahraga, badan ibu jadi ringan, kalau mau bangun jadi nggak terlalu susah," kata Nurlela (61), seorang pasien geriatri yang merasakan manfaat olah tubuh khusus bagi otot-ototnya.

Pasien geriatri adalah orang tua berusia 60 tahun ke atas yang memiliki penyakit majemuk (multipatologi) akibat gangguan fungsi jasmani dan rohani, dan atau kondisi sosial yang bermasalah.

Untuk meningkatan kebugaran, biasanya pasien geriatri melakukan olah tubuh khusus sehingga membantu mengurangi penderitaan akibat penyakit majemuk yang dimiliknya.

Nurlela, yang ditemui di ruang tunggu rumah sakit di kawasan Cikini, mengaku mempunyai riwayat koresterol sejak tahun 2005 dan empat tahun lalu juga terkena strote ringan.

Menurut Ahli Fisioterapi Geriatri Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Setya Budi Santoso, olahraga yang dilakukan Nurlela tersebut termasuk dalam latihan stretching, yaitu olah tubuh yang melatih otot besar di tubuh.

"Otot besar itu contohnya otot-otot yang ada di punggung, lengan, dan paha," kata Budi, di Poliklinik Geriatri Terpadu, Jakarta.

Berdasarkan Buku Edukasi Sekolah Lansia Fisioterapi, olah tubuh yang termasuk dalam stretching adalah peregangan pada kedua lengan, peregangan pada leher, peregangan pada pinggang, dan peregangan pada tungkai. Masing-masing gerakan tersebut dapat dilakukan sebanyak dua hingga delapan kali.

Manfaat Besar Menurut buku tersebut, latihan stretching pada Pasien Geriatri memiliki manfaat yang besar antara lain meningkatkan kelenturan otot, meningkatkan sirkulasi darah, serta meningkatkan postur dan kebugaran tubuh.

"Selain stretching, olahraga yang dapat dilakukan oleh Pasien Geriatri adalah latihan pernafasan dan latihan keseimbangan," ujar Budi.

Menurut Budi, latihan pernafasan biasanya dilakukan sebelum memulai stretching, dan latihan keseimbangan dimulai setelah stretching selesai. Latihan pernafasan, menurut Buku Edukasi Sekolah Lansia Fisioterapi, dipusatkan pada bagian perut dan dada.

Latihan pernafasan dapat dilakukan dengan posisi berdiri atau duduk. Jika dipusatkan pada perut, Pasien Geriatri akan mengambil nafas melalui hidung sampai perut menggembung dalam hitungan empat detik.

Kemudian pasien akan menghembuskan nafas melalui mulut sampai perut kembali mengempis dalam hitungan empat detik.

Jika latihan dipusatkan pada dada, pasien akan mengambil nafas hingga dada mengembang dalam waktu empat detik, dan menghembuskan nafas hingga dada kembali mengempis dalam waktu empat detik.

Pemusatan latihan pernafasan pada perut dan dada ditujukan untuk meningkatkan proses pertukaran oksigen, meningkatkan kekuatan otot pernafasan, membantu membersihkan paru-paru dari toksin, dan membugarkan paru-paru.

Keseimbangan Olah tubuh yang tak kalah penting adalah latihan keseimbangan. Gerakan-gerakan pada latihan ini bermanfaat untuk mempertahankan posisi tubuh pasien ketika diam maupun sedang bergerak.

"Latihan keseimbangan akan sangat berguna untuk pasien dengan penyakit stroke, gerakan-gerakan yang disediakan dapat menstimulasi saraf pada tangan dan kaki mereka," ungkap Budi.

Selain dapat dilakukan dengan posisi duduk maupun berdiri, latihan keseimbangan juga disajikan dengan metode senam.

Di dalam Buku Edukasi Sekolah Lansia Fisioterapi dijelaskan, latihan keseimbangan menggunakan kursi dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu jalan di kursi, ayunkan lengan, kaki sejajar, langkahkan kaki, serta kombinasi duduk dan berdiri.

Jenis jalan di kursi dilakukan dengan posisi awal duduk tegak. Kemudian kedua tangan perpegangan pada sisi kursi. Secara berurutan, pasien akan mengangkat kaki dan kemudian diturunkan kembali. Gerakan ini dilakukan seperti jalan di tempat.

Pada jenis kaki sejajar, punggung yang tak disandarkan dibantu keseimbangannya dengan berpegang pada sisi kursi. Kemudian, kaki kiri diletakkan tepat di depan jempol kaki kanan.

Jenis keempat, punggung juga tidak disandarkan dan tangan tetap memegang sisi kursi. Yang berbeda adalah, pada jenis ini kaki kiri akan dilangkahkan satu langkah ke depan dan kemudian kembali lagi.

Pasien akan melakukan hal yang sama ketika melangkahkan kakinya ke samping dan ke belakang. Gerakan ini juga kemudian dilakukan pada kaki kanan.

Selanjutnya, punggung yang tetap tak bersandar diikuti dengan menumpukan kaki lebih ke belakang dibandingkan lutut. Punggung pasien perlahan membungkuk dan maju ke depan untuk berdiri dan kemudian duduk kembali.

Latihan dengan posisi berdiri dilakukan dengan berdiri tegak, dilanjutkan dengan mengangkat kaki secara bergantian dan kemudian lutut ditekukkan seperti jalan di tempat.

Melibatkan Keluarga Menurut Budi, latihan keseimbangan ini biasanya melibatkan keluarga. (Antara)

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI