Suara.com - Nikki Jenkins, seorang atlet profesional, didiagnosis menderita kanker paru-paru ganas dengan tanda-tanda benjolan di pergelangan kakinya.
Awalnya, perempuan 39 tahun ini mengira benjolan di pergelangan kakinya akibat cedera saat latihan di gym. Ia tak menyangka kalau benjolan itu merupakan kista jinak.
Benjolan di pergelangan kakinya terus tumbuh membesar. Akhirnya Nikki memeriksakan benjolan tersebut ke dokter yang ternyata merupakan tumor langka.
Benjolan tumor di pergelangan kakinya itulah yang merupakan tanda-tanda awal Nikki menderita kanker paru-paru.
"Semua rasanya tidak nyata. Saya tidak mengalami gejala apapun. Jika saya tidak pergi ke dokter untuk memeriksakan benjolan di pergelangan kaki, saya tidak akan pernah tahu sedang menderita kanker paru-paru," kata Nikki, dikutip dari mirror.co.uk.
Nikki mengaku selama ini tidak pernah memiliki masalah pernapasan dan rutin olahraga gym. Karena itu, ia sangat terkejut ketika pertama kali didiagnosis kanker paru-paru tanpa sakit sama sekali.

Sebelum didiagnosis kanker paru-paru, Nikki menjalani beberapa tes medis menggunakan sinar-X. Benjolan di pergelangan kakinya pun sempat dihilangkan pada Januari 2019.
Tetapi, benjolan di pergelangan kakinya kembali lagi. Nikki pun kembali mengunjungi dokter spesialis pada bulan Mei 2019 dan melakukan biopsi.
Dokter mengatakan bahwa benjolan di pergelangan kakinya tersebut merupakan kanker langka yang disebut Plemomorphic Rhabdomyosarcoma.
Baca Juga: Mulai dari Anti-aging hingga Pencegah Kanker, Berikut 5 Manfaat Buah Naga
Beberapa minggu kemudian, Nikki menjalani operasi untuk mengangkat tumor selama 9 jam. Prosedur itu mengambil kulit pahanya untuk menutupi lubang tumor di pergelangan kakinya.
Mulai September 2019, Nikki menjalani radioterapi untuk mencegah penyebaran kankernya. Sayangnya, dokter menemukan bahwa kanker Nikki telah menyebar ke paru-paru pada akhir Oktober 2019.
Awal November 2019, dokter pun mendiagnosis Nikki hanya memiliki harapan hidup selama setahun. Hal itu karena kanker paru-parunya sudah memasuki tahap stadium empat.

"Saya sempat bertanya kepada dokter tentang apa yang terjadi jika ia tak melakukan apapun. Mereka mengatakan saya hanya memiliki waktu 12 bulan untuk bertahan hidup. Jadi saya mulai melakukan kemoterapi pada minggu depannya," katanya.
Selain itu, Nikki pun tak pantang menyerah mencari pengobatan alternatif lainnya sekaligus mengumpulkan uang untuk mengatasi kanker paru-parunya.
Sampai akhirnya Nikki menemukan pengobatan imunoterapi dan protontherapy yang sangat tepat untuk mengatasi jenis kanker paru-parunya. Tetapi, Nikki membutuhkan banyak uang untuk melakukan pengobatan tersebut.