Konsumsi Protein Hewani Masih Rendah, Industri Peternakan Perlu Diperkuat

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 04 Juli 2025 | 14:43 WIB
Konsumsi Protein Hewani Masih Rendah, Industri Peternakan Perlu Diperkuat
Sejumlah sapi diperdagangkan di peternakan Segoroyoso, Pleret, Bantul, Senin (4/7/2022). [Suarajogja.id/Wahyu Tri Krisanti]

Suara.com - Sektor peternakan Indonesia menghadapi tantangan besar: rendahnya konsumsi protein hewani di masyarakat, keterbatasan akses terhadap teknologi, lemahnya rantai pasok, hingga minimnya sinergi lintas sektor.

Padahal, peternakan menjadi tumpuan penting penyedia gizi dan penggerak ekonomi domestik.

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian RI, berkomitmen memperkuat peran sektor ini sebagai penyedia utama protein hewani yang berkualitas dan berkelanjutan.

PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF), emiten peternakan menunjukkan kesiapannya dalam menyambut perubahan Peraturan Pemerintah No. 4/2016 dengan langkah strategis mendatangkan sapi dari Brasil. (Foto Istimewa).
PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF), emiten peternakan menunjukkan kesiapannya dalam menyambut perubahan Peraturan Pemerintah No. 4/2016 dengan langkah strategis mendatangkan sapi dari Brasil. (Foto Istimewa).

Salah satu langkah nyatanya ditunjukkan dalam agenda Sinergi Peternakan Nasional yang digelar bersama pelaku industri dalam rangkaian Indo Livestock 2025 Expo & Forum, Kamis (3/7) di Grand City Convex, Surabaya.

Dalam forum tersebut, Sekretaris Ditjen PKH, Tri Melasari, menyampaikan bahwa penguatan industri peternakan tak bisa berjalan sendiri. Ia menggarisbawahi pentingnya kerja sama lintas kementerian, pelaku usaha, akademisi, organisasi profesi, dan masyarakat sipil.

“Selain sebagai sarana pameran dan promosi, forum ini juga bisa menjadi wadah bertukar informasi dan bersinergi untuk penguatan peternakan dan kesehatan hewan Indonesia,” ujar Tri.

Ia juga mengapresiasi konsistensi PT Napindo Media Ashatama sebagai penyelenggara Indo Livestock selama lebih dari dua dekade. Dalam kesempatan itu pula, Ditjen PKH dan Napindo menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk pelaksanaan Indo Livestock ke-19 di Jakarta pada 2026.

“Kami sangat mengapresiasi Indo Livestock 2025 Expo & Forum yang telah diselenggarakan lebih dari 2 dekade, membuktikan konsistensi Napindo mendorong perekonomian nasional lewat penyelenggaraan pameran dan forum internasional di negeri sendiri,” kata Tri.

Managing Director Napindo, Arya Seta, juga menekankan pentingnya forum ini dalam mendorong pertukaran informasi, teknologi, dan inovasi di kalangan pemangku kepentingan.

Baca Juga: Bukan Cuma Lard, Ini 5 Jenis Minyak Hewani untuk Memasak: Mana yang Paling Sehat?

“Dengan dukungan dan keterlibatan aktif Ditjen PKH Kementan RI di Indo Livestock 2026 mendatang, kami yakin acara ini akan semakin memperkuat upaya kita bersama,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia berharap kemitraan ini juga dapat membuka peluang investasi dan kolaborasi bisnis domestik maupun internasional untuk menciptakan industri yang lebih maju, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Selain itu, Ditjen PKH dan Napindo meluncurkan Gerakan Sosialisasi SDTI (Susu, Daging, Telur, dan Ikan) 2025 dengan tema “Fondasi Gizi Anak Indonesia”. Gerakan ini menyasar edukasi gizi kepada orang tua, guru, dan anak muda. Siswa dari berbagai jenjang pendidikan serta mahasiswa dari Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia (ISMAPETI) diajak melakukan aksi simbolis berupa minum susu, makan telur dan ayam.

Kegiatan ini merupakan upaya kolaboratif antara pemerintah, pelaku usaha, komunitas, media, dan masyarakat untuk mengubah pola konsumsi masyarakat yang masih rendah dalam asupan protein hewani.

Indo Livestock 2025 sendiri menghadirkan lebih dari 300 peserta dari 15 negara, termasuk paviliun negara seperti China, Korea, Taiwan, Eropa, dan Denmark. Selama tiga hari pelaksanaan, forum ini menargetkan 15.000 pengunjung profesional dan menghadirkan beragam seminar, forum, serta teknologi terbaru di bidang peternakan, pakan ternak, susu, alat kesehatan hewan, pertanian, hingga akuakultur.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI