Suara.com - Gejala umum virus corona Covid-19 adalah batuk, sesak napas dan demam tinggi. Tapi, dokter mengungkapkan bahwa orang yang terinfeksi Covid-19 tidak mengalami demam atau batuk dalam 3 hari pertama mengalami gejala.
Dokter justru mengatakan bahwa pasien corona Covid-19 justru mengalami kehilangan bau di hari pertama gejala dimulai.
Hasil analisis King's College London menunjukkan bahwa keletihan dan sesak napas masuk dalam daftar gejala virus corona Covid-19.
Sejauh ini dari 40 ribu orang yang meninggal akibat Covid-19 di Inggris dan pemerintah telah meminta semua orang dengan gejala batuk serta demam untuk mengisolasi diri.
Kemudian, anosmia atau hilangnya rasa dan bau baru-baru ini masuk dalam daftar gejala umum virus corona Covid-19.
Penelitian baru lantas melihat data dari orang yang sehat, lalu sakit akibat terinfeksi virus corona Covid-19. Masalahnya, sejauh ini para ahli mengidentifikasi virus corona hanya di antara orang yang berpotensi terinfeksi dan dilihat dari riwayat penyakitnya.

Para peneliti mengatakan model identifikasi baru diperlukan untuk melacak gejala virus corona Covid-19 lebih cepat.
"Model baru ini mungkin kita bisa menggunakan anosmia atau sinyal lain yang biasanya muncul di awal pertama gejala virus corona muncul," kata peneliti dikutip dari The Sun.
Penelitian ini juga mengumpulkan data dari 2,5 juta pengguna di seluruh Inggris. Berdasarkan 116.568 orang menjadi sakit selama penelitian dan 727 lainny dinyatakan positif virus corona Covid-19.
Baca Juga: 6 Bayi Terinfeksi Virus Corona setelah Lahir, Ini Hasil Penelitiannya!
Data di hari pertama menunjukkan bahwa banyak orang yang demam, karena orang-orang merasa kehilangan indera penciumannya.
"Data ini menunjukkan bahwa demam atau batuk tidak muncul di beberapa hari pertama pada sebagai besar pasien Covid-19," jelasnya.
Penelitian ini muncul setelah para ilmuwan mengungkapkan bahwa skrinning massal dengan mendeteksi hilangnya indera penciuman dan perasa, bisa mengurangi tingkat infeksi virus corona yang tinggi.
Beberapa waktu lalu, tim peneliti juga menemukan bahwa perempuan mudah lebih berisiko mengalami anosmia atau kehilangan indera penciuman sebagai tanda virus corona.