Hits: Indonesia Tetap Pakai Hidroksiklorokuin, Ini Kebutuhan Cairan Sehari

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 19 Juni 2020 | 20:54 WIB
Hits: Indonesia Tetap Pakai Hidroksiklorokuin, Ini Kebutuhan Cairan Sehari
Ilustrasi hidroksiklorokuin (Freepik)

Suara.com - Meski Organisasi Kesehatan Dunia telah mengeluarkan larangan dan menghentikan penggunaan Hidroksiklorokuin, pemerintah Indonesia tetap menggunakan obat tersebut untuk pasien virus corona.

Sementara ini, ternyata banyak orang keliru tentang kecukupan cairan seorang dalam sehari yang disebut butuh delapan gelas. Dua berita tadi merupakan artikel terpopuler di kanal health Suara.com. Berikut ini kumpulan berita populer lainnya:

1. Dilarang WHO, Indonesia Pastikan Tetap Pakai Hidroksiklorokuin Obati Corona

Ilustrasi hidroksiklorokuin (Freepik)
Ilustrasi hidroksiklorokuin (Freepik)

Beberapa waktu lalu ramai pemberitaan mengenai Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang meminta Indonesia untuk tidak lagi memberikan klorokuin maupun hidroksiklorokuin dalam prosedur pengobatan Covid-19.

Alasannya, hidroksiklorokuin dianggap berbahaya terutama pada pasien dengan masalah kesehataan bawaan.

Baca selengkapnya

2. Bukan Delapan Gelas, Ini Jumlah Kecukupan Cairan Tubuh dalam Sehari

Minum air putih di pagi hari. (Shutterstock)
Minum air putih di pagi hari. (Shutterstock)

Menjaga asupan cairan sangat penting untuk kesehatan tubuh. Untuk itu, imbauan selalu minum air putih sebanyak delapan gelas setiap hari selalu digaungkan ke masyarakat.

Meski ada aturan umum minum air delapan gelas sehari, ada juga ahli yang mengatakan baiknya orang hanya minum sebanyak yang dibutuhkan tubuh.

Baca Juga: Orang Berotot Lebih Kebal dari Risiko Infeksi Virus Corona, Benarkah?

Baca selengkapnya

3. Terungkap, Awal Mula Penyebaran Virus Corona di Italia

Ilustrasi Terungkap, Awal Mula Penyebaran Virus Corona di Italia. (Shutterstock)
Ilustrasi Terungkap, Awal Mula Penyebaran Virus Corona di Italia. (Shutterstock)

Selama ini diberitakan bahwa virus corona pertama kali muncul di China pada Desember 2019 lalu. Tapi, seperti dilansir dari Khalej Time, ternyata virus yang seringkali mematikan itu sudah di temukan ada di dua kota besar di Italia utara pada bulan Desember.

Padahal kasus pertama baru terdeteksi dua bulan kemudian atau pada Februari 2020. Fakta itu terungkap dari sebuah penelitian.

Baca selengkapnya

4. Kata BPOM Soal Deksametason: Kategori Obat Keras dan Masih Diuji

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI