“Rekomendasi terbaru dari CDC yang menyatakan bahwa orang tanpa gejala mungkin tidak perlu dites, bahkan jika mereka telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang diketahui memiliki virus, sangat mengganggu, karena ini adalah populasi pasien yang tepat yang harus diuji,” kata Dr. Ravina Kullar, seorang ahli penyakit menular di California.
Menurut Kullar, orang yang telah kontak dekat dengan pasien positif justru kemungkinan tinggi tertular virus. "Mengapa dia tidak direkomendasikan untuk dites?" tanya Kullar.
Menurut Kullar, penting untuk menjalani tes jika seseorang pernah kontak langsung dengan pasien Covid-19 meskipun tanpa gejala. Tujuannya, untuk pelacakan kontak.
"Saya tidak yakin apakah rekomendasi ini didasarkan pada laboratorium yang kewalahan atau keinginan untuk membuat jumlah kasus terlihat lebih baik. Terlepas dari itu, saya terkejut dengan rekomendasi ini," ujar Kullar.
Hal senada disampaikan Dr. Fred Davis, ketua asosiasi pengobatan darurat di Northwell / Long Island Jewish, New York. Ia mengatakan, rekomendasi baru CDC mengakibatkan kekhawatiran yang sulit dimengerti.
Ia menyampaikan bahwa yang diketahui selama ini, seseorang dapat terinfeksi lalu menularkan virus ke orang lain tanpa sadar. Kemudian memakan waktu 3-5 hari setelah infeksi awal sebelum akhirnya menunjukkan gejala. Menurut Davis, diduga lebih dari 50 persen transmisi terjadi dengan cara demikian.
“Menguji mereka (yang) mungkin telah terpapar seseorang dengan Covid-19 adalah bagian penting dari pelacakan kontak untuk membantu mengidentifikasi dan mengurangi penyebaran. Ketika kami memiliki sumber daya untuk diuji, kami harus menguji mereka yang diketahui terpapar untuk membantu mengidentifikasi dan merekomendasikan karantina yang tepat," jelas dokter departemen darurat tersebut.