Duh, Tingkat Kepatuhan Cuci Tangan Masyarakat Masih Rendah

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 31 Maret 2021 | 15:05 WIB
Duh, Tingkat Kepatuhan Cuci Tangan Masyarakat Masih Rendah
Ilustrasi cuci tangan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cuci tangan diketahui menjadi salah satu cara mencegah penularan virus corona. Setelah setahun pandemi Covid-19 berlangsung di Indonesia, tingkat kepatuhan masyarakta dalam cuci tangan ternyata masih relatif rendah.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kepatuhan masyarakat terhadap pedoman cuci tangan hanya 75,38 persen dari total 90.967 responden. Angka ini menunjukkan bahwa belum seluruh masyarakat menerapkan praktik cuci tangan pakai sabun terutama di tengah pandemik Covid-19.

Kondisi itu yang membuat Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melalui kerja meluncurkan “Panduan Pemicuan Perubahan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun di Sekolah/Madrasah dan Masyarakat”

Panduan itu dibuat dengan kerja sama dari Direktorat Kesehatan Lingkungan dan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah Kementerian Agama, dan Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan dukungan dari DFAT Australia.

Ilustrasi (shutterstock)
Ilustrasi (shutterstock)

Panduan ini bertujuan untuk memicu perubahan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) sehingga perilaku CTPS dapat menjadi kebiasaan sehari-hari yang berkelanjutan, terutama dalam situasi pandemik COVID-19.

Tidak hanya ditujukan bagi masyarakat Indonesia secara umum, namun juga secara khusus bagi para pelajar dan warga sekolah. Hal ini penting mengingat sekolah-sekolah di Indonesia telah dan akan dibuka kembali. Karenanya sekolah membutuhkan panduan yang tepat untuk terus mencegah penyebaran pandemik COVID-19.


Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia, menyatakan bahwa untuk mengubah kebiasaan perilaku membutuhkan pemicuan yang terus menerus untuk mendorong keberlanjutan perilaku baru.


“Munculnya pandemik COVID-19 telah menimbulkan kembali kesadaran baru akan pentingnya mencuci tangan pakai sabun. Walaupun sudah genap satu tahun pandemik, namun belum seluruh masyarakat menerapkan praktik ini dengan baik. Melalui sosialisasi panduan pemicuan ini kami berharap praktik cuci tangan pakai sabun akan semakin baik dan berkelanjutan,” ujar Dini dalam keterangannya pada Suara.com, Rabu, (31/3/2021).

Sementara itu, drg. R. Vensya Sitohang M. Epid, Direktur Kesehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan yang hadir dalam kegiatan peluncuran menjelaskan bahwa perilaku CTPS merupakan perilaku kecil berdampak besar.

Baca Juga: Survei Ahli Ungkap Usia Vaksin Covid 19 Saat Ini Hanya Efektif Setahun


Sedangkan Dr. A. Umar, MA, Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama menghimbau supaya kita semua melakukan CTPS, karena tidak hanya membuat tangan kita bersih, tetapi membuat semua orang bersih. Artinya, CTPS merupakan upaya bersama untuk selalu hidup bersih dan sehat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI