Studi: Anjing yang Dilatih 3 Minggu Bisa Deteksi Bau Covid-19

Kamis, 22 April 2021 | 09:48 WIB
Studi: Anjing yang Dilatih 3 Minggu Bisa Deteksi Bau Covid-19
Ilustrasi anjing labrador. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hasil penelitian oleh Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, membuktikan bahwa anjing dapat mengendus keberadaan virus SARS Cov-2 dalam sampel urin dengan akurasi hingga 96 persen.

Tetapi, anjing hanya bisa membedakan antara hasil positif dan negatif dalam sampel yang telah dilatih. Peneliti belum berhasil membuat anjing mampu mendeteksi SARS Cov-2 ketika disajikan dengan sampel yang benar-benar baru.

Anjing diketahui mampu mengendus aroma yang spesifik untuk berbagai penyakit. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa SARS Cov-2 juga memiliki ciri kuat yang dapat dideteksi anjing dalam sampel air liur dan keringat.

Faktanya, anjing telah digunakan untuk mendeteksi Covid-19 di bandara Dubai, menurut penelitian tersebut. Tetapi tidak diketahui apakah anjing dapat mendeteksi virus dalam sampel urin, di mana jumlah virus biasanya lebih rendah.

Untuk mengetahuinya, sekelompok peneliti melatih delapan Labrador retriever dan satu Belgian Malinois untuk mengenali aroma zat sintetis yang dikenal sebagai senyawa deteksi universal (UDC). Mereka menempatkan senyawa tersebut di salah satu dari 12 port roda aroma dan memberi hadiah kepada anjing-anjing itu setiap kali mereka bereaksi terhadap bau UDC.

Begitu mereka belajar mengenali UDC, para peneliti kemudian menggunakan roda aroma untuk melatih anjing bereaksi terhadap sampel urin yang diambil dari pasien positif SARS Cov-2. Sampel diambil dari tujuh orang yang dites positif Covid, dua orang dewasa dan lima anak-anak serta enam anak dengan tes SARS Cov-2 negatif.

Dalam pelatihan, anjing diberi dua roda aroma. Satu berisi bau tentang virus dan lainnya roda aroma berbau hal lain. Virus dinonaktifkan dengan panas atau deterjen agar tidak berbahaya bagi anjing.

Para peneliti menemukan bahwa setelah tiga minggu pelatihan, semua anjing dapat mengidentifikasi sampel SARS CoV-2 positif dengan akurasi rata-rata 96 persen. Spesifisitas keseluruhan adalah 99 persen, yang berarti hampir tidak ada hasil positif palsu. Tetapi sensitivitas keseluruhan adalah 68 pesen, yang berarti ada beberapa negatif palsu.

Alasan sensitivitas yang lebih rendah mungkin karena cara mereka melakukan pengujian yang ketat. Jika anjing melewati tempat uji dengan sampel positif satu kali tanpa menanggapi, itu diberi label sebagai miss, menurut sebuah pernyataan .

Baca Juga: Anjing Terlatih Bisa Deteksi Covid-19 pada Urin

"Ini bukan hal sederhana yang kami minta anjing-anjing itu lakukan," kata penulis senior Cynthia Otto, direktur Pusat Anjing Pekerja Kedokteran Hewan Universitas Pennsylvania, dalam pernyataan itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI