“Vagina memiliki flora bakteri baik. Ya, Anda tidak salah dengar, ada bakteri tertentu yang membantu menjaga lingkungan vagina yang sehat. Vaginosis bakterial dapat merusak keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri jahat, menyebabkan ragi berkembang biak,” kata Dr Madhuri Burande Laha, konsultan dokter kandungan & ginekolog, Motherhood Hospital, Kharadi.
4. Gonore
Merupakan infeksi menular seksual yang sangat menular yang kebanyakan tidak menimbulkan gejala apapun, tetapi dapat mengundang keputihan, nyeri saat buang air kecil, dan nyeri saat berhubungan seks vaginal. Pada wanita, gonore dapat menyebar ke dalam rahim atau saluran tuba dan menyebabkan penyakit radang panggul (PID). Jadi, obati pada waktu yang tepat.
5. Vulvodynia
Pada masalah ini, wanita mengalami nyeri kronis atau ketidaknyamanan pada vulva tanpa diketahui penyebabnya. Gejalanya adalah rasa terbakar, perih, kesat, pegal, bahkan bengkak. Ini perlu ditangani pada waktu yang tepat atau jika tidak, hal itu dapat menjauhkan Anda dari hubungan intim dengan pasangan dan menyebabkan kecemasan.
6. Kekeringan vagina
Kelembaban vagina terutama diproduksi di bagian atas vagina oleh leher rahim seseorang. Saat wanita berhubungan seks, dua kelenjar (dikenal sebagai kelenjar Bartholin) menghasilkan kelembapan ekstra untuk memberikan pelumasan yang baik selama hubungan seksual. Tingkat estrogen yang rendah, stres, dan penggunaan produk yang keras dapat menyebabkan kekeringan.
“Tidak perlu dipikirkan lagi bahwa kurangnya kelembapan saat berhubungan seks bisa menjadi masalah. Kekeringan pada vagina adalah hal yang umum terjadi pada wanita. Ini tidak normal, karena bisa menimbulkan rasa sakit saat berhubungan intim,” saran dr Laha.
7. Keputihan yang tidak normal
Baca Juga: Cuci Vagina dengan Lemon Sedang Tren, Dokter Peringatkan Bahayanya
Ini merupakan tanda infeksi atau peradangan, seperti sariawan atau bahkan vaginosis. Selain itu, dapat menyebabkan iritasi dan bau busuk. Warnanya bisa kehijauan, merah muda, atau bahkan cokelat.