Temuan Gerakan Sperma Berenang seperti Bor Dicabut, Ini Alasannya

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Selasa, 07 September 2021 | 18:26 WIB
Temuan Gerakan Sperma Berenang seperti Bor Dicabut,  Ini Alasannya
Ilustrasi sperma (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama lebih dari 300 tahun, sebagian besar ilmuwan berasumsi bahwa sperma "berenang" melalui cairan dengan menggeliatkan ekornya ke depan dan ke belakang seperti belut untuk mendorong dirinya ke depan.

Tetapi sebuah artikel penelitian yang terbit di Science Advances edisi 31 Juli 2020, menyebut bahwa itu sebenarnya adalah ilusi optik, karena dilihat dengan mikroskop 2D.

Artikel penelitian berjudul "Human sperm uses asymmetric and anisotropic flagellar controls to regulate swimming symmetry and cell steering," tersebut mengamati sperma dengan mikroskop 3D.

Di sini, penelitian menggabungkan pengamatan molekuler dan mikroskopis, menghubungkan kembali struktur ke fungsi, dengan menunjukkan bahwa sperma manusia menggunakan kontrol asimetris dan anisotropik untuk berenang.

Mereka juga mengamati flagellum atau flagela, yang merupakan pelengkap seluler seperti cambuk yang bergerak dan ditemukan pada berbagai macam organisme eukariotik serta penting untuk reproduksi hampir semua spesies.

Sampai sekarang, sudah menjadi patokan bahwa sperma manusia berenang ke depan hanya dengan menggerakkan flagelnya secara simetris dari sisi ke sisi.

Ilustrasi sperma (Shutterstock).
Ilustrasi sperma (Shutterstock).

Nah, peneliti di sini mengungkapkan bahwa ekor sperma manusia berputar saat mereka berenang, seperti berang-berang atau gerakan bor.

"Dengan lebih dari setengah infertilitas yang disebabkan oleh faktor pria, memahami ekor sperma manusia sangat penting untuk mengembangkan alat diagnostik masa depan untuk mengidentifikasi sperma yang tidak sehat," kata rekan penulis Hermes Gadelha dari University of Bristol, dikutip dari Ars Technica.

Klinik kesuburan saat ini masih mengandalkan tampilan 2D saat memeriksa gerakan sperma, jadi penelitian baru ini digadang-gadang mampu memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana ekor sperma bergerak, yang pada gilirannya dapat menghasilkan alat diagnostik yang lebih baik.

Baca Juga: BOR Rumah Sakit Rujukan di Medan Turun Jadi 56 Persen

"Penemuan ini akan merevolusi pemahaman kita tentang motilitas sperma dan dampaknya pada pembuahan alami," kata rekan penulis Alberto Darszon dari Universidad Nacional Autonoma de Mexico, yang mempelopori teknik mikroskopi 3D dengan rekan dan rekan penulis Gabriel Corkidi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI