Stunting dan TBC Bukan Penyakit Orang Miskin, Siapa Saja Bisa Kena Loh!

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 29 September 2021 | 13:32 WIB
Stunting dan TBC Bukan Penyakit Orang Miskin, Siapa Saja Bisa Kena Loh!
Tuberkulosis (TBC) masih jadi beban di Indonesia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggapan stunting alias bayi lahir pendek dan tuberkulosis (TBC) adalah penyakit orang miskin dimentahkan oleh pemerintah.

Bahkan menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, stunting dan TBC terjadi bukan karena pendapatan rendah.

“Dua-duanya ini berada dalam kategori tertentu, biasanya di lingkungan yang kumuh atau kantong-kantong kemiskinan. Akan tetapi, tidak selalu terjadi seperti itu, ada faktor-faktor di luar kekumuhan yang bisa menjadi penyebab stunting maupun TBC,” kata Muhadjir dalam keterangannya yang di terima di Jakarta, Rabu.

Salah satu yang dituding menjadi penyebab lahirnya generasi stunting, tutur mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, kurangnya pengetahuan remaja, khususnya remaja putri mengenai bahaya diet ekstrem.

Ilustrasi tinggi badan anak. (Shutterstock).
Ilustrasi tinggi badan anak. (Shutterstock).

Diet yang dijalani tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan biasanya akan menyebabkan seseorang menderita anemia. Remaja putri yang menderita anemia sangat berisiko, terutama jika kelak mengandung buah hati calon generasi penerus bangsa.

“Walaupun dia bukan dari keluarga tidak mampu atau miskin, bahkan dari keluarga mampu, tapi karena masa remajanya kurang paham, kurang mendapatkan informasi yang cukup tentang bagaimana diet yang baik, maka terjadi lah stunting,” ucap Menko PMK.

Demikian halnya dengan TBC yang tidak melulu terjadi pada seseorang dengan latar belakang keluarga kurang mampu. Yang terpenting adalah bekal pengetahuan dan pemahaman yang tepat tentang pentingnya mencegah stunting maupun TBC sejak dini kepada masyarakat.

“Dukungan dari pemerintah daerah juga sangat penting. Strategi yang dilakukan harus melibatkan semua pihak, apalagi saat ini kita masih dihadapkan pada masalah pandemi COVID-19 yang menyedot perhatian kita semua,” kata Muhadjir.

Stunting dan TBC menjadi dua permasalahan serius bidang kesehatan yang dialami oleh bangsa Indonesia. Presiden Jokowi menargetkan penurunan stunting bisa mencapai angka 14 persen pada tahun 2024 dan eliminasi TBC diharapkan terjadi pada tahun 2030.

Baca Juga: Sudah Diteken 3 Menteri, Ini Daftar Hari Libur Nasional 2022

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyelenggarakan sosialisasi Peraturan Presiden No. 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dan Peraturan Presiden No. 68/2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis kepada seluruh Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi/Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI