Hal yang paling mengejutkan, tim peneliti mengamati bahwa pasien dengan virus corona Covid-19 usia 21 hingga 60 memiliki glutathione yang jauh lebih sedikit dan lebih banyak stres oksidatif daripada rekan-rekan mereka yang sehat.
"Kami tahu bahwa orang sehat tanpa virus corona di atas usia 60 tahun cenderung kekurangan glutathione dan mengalami peningkatan stres oksidatif," kata Dokter Sekhar.
Saat kelompok usia 60 tahun ke atas terinfeksi virus corona, tingkat glutathione mereka jauh lebih rendah dan stres oksidatif jauh lebih tinggi daripada mereka yang berusia sama tetapi tanpa virus corona Covid-19.
Tim peneliti mengatakan bahwa penemuan ini penting, karena menyoroti potensi risiko penyakit lebih lanjut.
Karena, peningkatan stres oksidatif dan penurunan kadar glutathione terkait dengan sejumlah kondisi termasuk penuaan, diabetes, infeksi HIV, gangguan neurodegeneratif, gangguan kardiovaskular, penyakit saraf, obesitas, dan lainnya.
Bahkan, Sekhar menduga bahwa virus corona juga bisa mempengaruhi stres oksidatif dan glutathione pada orang dewasa yang dirawat di rumah sakit karena virus corona.
"Kami menemukan bahwa cacat ini terjadi pada semua kelompok usia dewasa termasuk orang muda dan akan memburuk seiring bertambahnya usia," jelasnya.
Menurutnya, efek samping ini nampaknya semakin memburuk seiring bertambahnya usia dan pasien tertua dengan virus corona Covid-19 yang memiliki tingkat cacat lebih tinggi.
Baca Juga: Temuan Baru, Varian Omicron Bisa Menyebabkan Pneumonia