Pembentukan tim multidisiplin onkologi yang dapat menjalankan perannya dengan baik, sambung Prof. Ikhwan, tidak terlepas dari pendidikan interprofesional yang membentuk profesional kesehatan dengan keahlian sesuai bidangnya dan mampu berkolaborasi dengan ahli dari bidang lain.
Integrasi Pusat Kanker Komprehensif & Layanan Primer untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Kanker
Berdasar tinjauan Best Medical Education (BEME), pengembangan fakultas, penyiapan fasilitator, refleksi terhadap praktik peserta didik, serta pedagogi berperan penting dalam pembelajaran interprofessional.
"WHO juga merekomendasikan layanan primer dapat melakukan pengendalian kanker melalui pencegahan, skrining, survivorship, serta perawatan paliatif," ujarnya.
Integrasi antara pusat kanker komprehensif dan layanan primer dapat meningkatkan kualitas layanan kanker.
Mahasiswa fakultas kedokteran yang akan menjadi dokter umum yang bekerja di layanan primer dan residen spesialis penyakit dalam, serta residen disiplin lain yang berhubungan dengan pelayanan kanker harus bersiap-siap dengan kompetensi yang paripurna menghadapi tantangan beban kanker di masa depan.
Agar dapat memastikan peserta didik memiliki kompetensi yang cukup, Prof. Ikhwan menuturkan, diperlukan instrumen assessment yang memadai.
Entrustable professional activity/EPA (aktivitas profesional yang dipercayakan) merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi peserta didik.
EPA, kata dia, dapat diartikan sebagai praktik profesional yang dapat dipercayakan pada peserta didik segera setelah peserta didik tersebut dianggap mampu melakukan praktik profesional yang dipercayakan tanpa pengawasan.
"Peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan di bidang onkologi melalui penerapan EPA dapat membentuk lulusan yang siap menerapkan upaya preventif, promotif, survivorship, dan paliatif dalam penanganan komprehensif kanker di berbagai tingkat layanan, termasuk di layanan primer," pungkasnya.
Baca Juga: Peduli Kanker Payudara, Ini Pentingnya SADARI dan SADANIS untuk Deteksi Dini
Hal ini diharapkan dapat menjawab rekomendasi WHO untuk menguatkan layanan kanker di layanan primer.