Vaksinasi HPV bisa dilakukan terhadap kelompok usia tertentu. Berikut adalah penjelasan kelompok penerima vaksin HPV:
• Anak-anak
Vaksin HPV akan bekerja lebih maksimal bila diberikan sebelum seseorang terpapar virus HPV, terutama usia anak-anak dan belum aktif secara seksual. Oleh sebab itu, vaksin HPV idealnya diberikan pada anak usia 9–14 tahun sebanyak 2 kali dengan jeda 6–12 bulan.
• Remaja dan dewasa
Vaksin HPV juga bisa diberikan kepada remaja atau orang dewasa yang belum menerima atau belum mendapatkan vaksin ini secara lengkap saat masih anak-anak. Sebagaimana diketahui, vaksin HPV dapat diberikan kepada remaja usia 15 tahun hingga orang dewasa yang berusia 26 tahun.
Menariknya, orang dewasa yang berusia 27–45 tahun juga bisa mendapatkan vaksin HPV. Namun pemberiannya perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Selain itu, vaksin HPV dapat diberikan kepada orang yang sudah menikah dan aktif secara seksual.
Perlu diingat bahwa vaksin ini bukan menjadi alat pengganti kondom yang bisa melindungi tubuh dari infeksi menular seksual, seperti HIV dan hepatitis B.
Efek Samping Vaksin HPV
Berdasarkan laporan yang dirilis, sebagian besar orang yang telah menerima vaksin HPV tidak mengalami efek samping yang serius. Akan tetapi, seperti halnya vaksin lain, vaksin HPV bisa menyebabkan efek samping jika seseorang memiliki alergi pada bahan vaksin HPV. Berikut beberapa gejala alergi yang bisa muncul setelah vaksin:
Baca Juga: Waspada! Kanker Serviks Ancam Perempuan Indonesia, Kemnaker Luncurkan Program Pencegahan
- Nyeri
- Kemerahan, dan bengkak di area suntikan
- Sakit kepala
- Demam
- Lemas
- Nyeri otot atau sendi di tubuh.
Itulah uraian terkait vaksin HPV. Apabila Anda belum menerima vaksin ini sama sekali atau belum menerima secara lengkap, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter agar mendapat perlindungan terhadap kanker serviks.