Suara.com - Banjir akibat curah hujan tinggi dan banjir rob sering kali membawa dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Kondisi lingkungan yang kotor, minimnya akses air bersih, serta risiko penularan penyakit meningkat drastis.
Prof. Tjandra Yoga Aditama, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap lima penyakit utama yang sering muncul saat banjir. Apa saja ya?
1. Diare
Penyakit diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu dan lingkungan. Air minum dari sumber seperti sumur dangkal rentan tercemar saat banjir, ditambah dengan kondisi pengungsian yang terbatas fasilitas kebersihannya.
"Pada saat banjir, maka sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar," tuturnya, Selasa (17/12/2024).
Untuk mencegah diare, masyarakat disarankan untuk:
- Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan/minum dan setelah buang air besar.
- Merebus air minum hingga mendidih.
- Menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari tumpukan sampah.
- Segera menghubungi petugas kesehatan jika mengalami gejala diare.
2. Leptospirosis
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang ditularkan melalui kotoran atau air kencing tikus yang bercampur dengan air banjir. Orang yang memiliki luka dan terendam air banjir berisiko tinggi terinfeksi.
"Pada saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia dimana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut," tuturnya lagi.
Baca Juga: Setelah Dua Hari, Banjir yang Kepung Sekitaran JIS Akhirnya Surut
Langkah pencegahannya meliputi:
- Menekan populasi tikus dengan menjaga kebersihan lingkungan.
- Menghindari bermain atau berendam di air banjir, terutama jika memiliki luka terbuka.
- Menggunakan sepatu pelindung jika harus beraktivitas di area banjir.
- Segera berobat jika mengalami gejala seperti demam mendadak, sakit kepala, dan menggigil.
3. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
ISPA menjadi ancaman serius saat banjir, terutama di tempat pengungsian yang padat dan minim sirkulasi udara. Kebersihan yang kurang baik serta daya tahan tubuh yang menurun memperparah risiko penyebaran ISPA.
![Warga beraktivitas di tengah banjir rob di Muara Angke, Jakarta, Sabtu (14/12/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/12/14/56629-banjir-rob-di-utara-jakarta-banjir-rob-jakarta-ilustrasi-banjir-rob.jpg)
"Kalau musim banjir maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik, dan juga daya tahan tubuh jadi menurun. Belum lagi kalau ada tempat pengungsian sementara yang padat sehingga penularan ISPA dan penyakit kulit lebih mudah terjadi," kata Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini lagi.
Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan:
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Menghindari kontak langsung dengan penderita ISPA.
- Menggunakan masker untuk mencegah penularan.
- Mengonsumsi makanan bergizi untuk menjaga daya tahan tubuh.
4. Penyakit Kulit