Mengurangi Risiko Komplikasi
Dibandingkan dengan prosedur lain seperti atherectomy (penggunaan bor untuk menggerus plak), IVL memiliki risiko yang lebih rendah dalam hal terjadinya komplikasi pada pembuluh darah koroner.
Memungkinkan Pemasangan Stent yang Lebih Optimal
Setelah endapan kapur dihancurkan, prosedur pemasangan stent menjadi lebih optimal, sehingga dapat mengurangi risiko terbentuknya bekuan darah maupun penyempitan kembali setelah pemasangan stent di kemudian hari.
Prosedur Minimal Invasif
IVL dilakukan melalui kateter kecil yang dimasukkan melalui pembuluh darah pada tangan. Prosedur ini tidak memerlukan pembedahan besar sehingga memungkinkan pemulihan yang lebih cepat.
RS Siloam Kebon Jeruk, kata dr. Tito baru sajaberhasil melaksanakan prosedur IVL koroner pertama dalam jaringan rumah sakit Siloam. Pasien yang menjalani prosedur ini adalah seorang pria berusia 68 tahun yang memiliki riwayat hipertensi dan stroke, datang dengan keluhan nyeri dada saat aktivitas sehari-hari.
"Setelah pemeriksaan lebih lanjut, ditemukan adanya penyempitan pembuluh darah disertai endapan kapur yang sangat keras," jelas dr. Tito lagi.
Prosedur IVL dimulai dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah di tangan pasien, menuju ke pembuluh darah koroner yang bermasalah. Selanjutnya balon IVL yang dimasukkan melalui kateter ke dalam pembuluh darah koroner yang menyempit.
Baca Juga: Langkah Praktis di Malam Hari untuk Mencegah Penyakit Jantung
Balon IVL ini akan memancarkan gelombang ultrasonik yang akan membuat retakan (patahan) pada endapan kapur. Setelah endapan kapur retak, pembuluh darah menjadi lebih lentur, dan stent dapat dipasang dengan lebih optimal untuk menjaga saluran pembuluh darah tetap terbuka.
Lama prosedur IVL tergantung pada kompleksitas kasus, namun kira-kira berlangsung selama sekitar 30 menit sampai 1 jam.