Daftar 3 Suplemen Vitamin yang Bisa Ganggu Kesehatan Usus, Apa Saja?

Riki Chandra Suara.Com
Sabtu, 05 April 2025 | 19:29 WIB
Daftar 3 Suplemen Vitamin yang Bisa Ganggu Kesehatan Usus, Apa Saja?
Ilustrasi suplemen alami dan sehat bagi tubuh. [Dok. Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mengonsumsi suplemen vitamin kerap dianggap solusi cepat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi harian. Namun, tidak semua suplemen aman bagi tubuh.

Beberapa suplemen vitamin yang umum dikonsumsi justru bisa mengganggu kesehatan pencernaan dan berdampak negatif jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

Menurut laporan Times of India yang dikutip dari Antara, Sabtu (5/4/2025), sejumlah suplemen vitamin ternyata bisa merusak sistem pencernaan secara diam-diam.

Usus yang seharusnya menjadi pusat kesehatan tubuh—berperan dalam pencernaan, imun, hingga suasana hati bisa terganggu jika terkena zat-zat sintetis dari suplemen tertentu.

Seorang dokter naturopati, Janine Bowring mengatakan bahwa tiga jenis suplemen vitamin yang perlu diwaspadai karena berpotensi menyebabkan iritasi usus dan menurunkan fungsi organ lain. Berikut penjelasannya:

1. Multivitamin Sintetis

Banyak produk multivitamin di pasaran mengandung bahan sintetis. Jika dalam daftar komposisinya terdapat Vitamin A (Retinyl Palmitate) atau Vitamin B6 (Pyridoxine Hydrochloride), itu adalah sinyal bahaya.

Kandungan buatan ini lebih sulit diurai tubuh dan dapat menimbulkan masalah seperti iritasi usus, ketidakseimbangan bakteri baik, hingga membebani fungsi hati.

Sebagai alternatif, pilih multivitamin alami berbasis makanan utuh yang lebih ramah untuk sistem pencernaan. Selain itu, upayakan memenuhi kebutuhan vitamin dari sumber alami seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan kacang-kacangan.

2. Vitamin B12 Sintetis

Vitamin B12 sangat penting untuk produksi energi dan kesehatan sistem saraf. Namun, bentuk sintetisnya, seperti cyanocobalamin, mengandung komponen sianida dalam dosis kecil.

Bila dikonsumsi rutin, bisa mengganggu fungsi detoksifikasi tubuh serta memperburuk kondisi usus dan hati, terutama jika tubuh sedang dalam kondisi stres.

Pilihlah vitamin B12 alami seperti methylcobalamin atau hydroxocobalamin yang lebih mudah diserap tubuh. Konsumsi makanan tinggi B12 seperti telur, ikan, produk susu, dan makanan fermentasi juga dianjurkan untuk mendukung kesehatan usus.

3. Magnesium Stearat

Meski bukan vitamin, magnesium stearat adalah zat tambahan yang umum dalam suplemen. Fungsinya membantu proses produksi pil, namun dapat membentuk biofilm dalam usus yang menghambat penyerapan nutrisi. Ini juga berpotensi menurunkan efektivitas probiotik dan merusak pelindung usus.

Pilihlah suplemen tanpa bahan pengisi seperti magnesium stearat, titanium dioksida, atau pewarna buatan. Label bertuliskan “bebas zat aditif” atau “label bersih” bisa jadi acuan dalam memilih produk yang lebih aman untuk kesehatan usus.

Mengandalkan suplemen sintetis secara berlebihan bisa membawa risiko tersembunyi bagi tubuh. Untuk menjaga sistem pencernaan tetap sehat, utamakan nutrisi dari makanan segar dan alami.

Jika ragu, konsultasikan dengan ahli gizi atau praktisi medis untuk memastikan jenis suplemen yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Cara Meningkatkan Kadar Vitamin D Tanpa Harus Berjemur

Kebutuhan Vitamin D harian umumnya bisa dipenuhi hanya dengan berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 10 hingga 30 menit. Namun, saat cuaca sering mendung atau hujan, paparan sinar matahari jadi sulit didapat.

Dalam kondisi tersebut, penting untuk mengetahui alternatif cara meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh.

Mengutip laporan Sciencedaily, ada tiga cara mudah yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan vitamin D, terutama bagi masyarakat yang jarang terpapar sinar matahari.

1. Konsumsi Makanan Kaya Vitamin D

Beberapa jenis ikan seperti salmon, sarden, tuna, nila, halibut, udang, dan kerang dikenal mengandung vitamin D tinggi. Selain itu, minyak ikan cod, telur, dan daging sapi juga bisa menjadi sumber tambahan vitamin D.

Bagi vegetarian, jamur menjadi alternatif alami yang kaya vitamin D. Makanan olahan yang sudah difortifikasi seperti susu, sereal, sari buah, dan yoghurt juga dapat membantu meningkatkan asupan vitamin ini.

Perlu diingat, karena vitamin D larut dalam lemak, konsumsi sebaiknya disertai dengan makanan berlemak sehat agar penyerapannya lebih optimal.

2. Gunakan Lampu Ultraviolet B (UVB)

Cahaya UVB dari matahari memicu produksi vitamin D dalam tubuh. Untuk mengganti paparan matahari, lampu UVB bisa menjadi solusi. Beberapa lampu LED tertentu bahkan diklaim lebih efektif dalam merangsang produksi vitamin D dari kulit dibandingkan sinar matahari langsung.

Namun, sebelum menggunakan terapi ini, disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis. Hal ini penting karena faktor usia dan kadar melanin pada kulit bisa memengaruhi efektivitas penyerapan vitamin D melalui sinar UVB.

3. Konsumsi Suplemen Vitamin D3

Tubuh manusia memproduksi vitamin D3, sementara tumbuhan seperti jamur menghasilkan vitamin D2. Berdasarkan hasil penelitian, vitamin D3 lebih efektif diserap tubuh dibandingkan D2.

Kini, tersedia berbagai produk suplemen vitamin D3 vegan dalam bentuk kapsul, bubuk, semprotan, hingga permen karet. Ini bisa menjadi alternatif yang praktis bagi mereka yang sulit mendapatkan cukup sinar matahari atau tidak bisa mengandalkan makanan sebagai sumber utama vitamin D.

Meski sinar matahari tetap menjadi sumber terbaik, berbagai cara seperti mengatur pola makan, menggunakan lampu UVB, dan mengonsumsi suplemen bisa menjadi solusi efektif untuk menjaga kadar vitamin D dalam tubuh tetap optimal meski cuaca tidak bersahabat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI