Stigma sosial yang masih melekat pada isu kesehatan seksual seringkali membuat kaum muda enggan untuk mencari bantuan atau sekadar berkonsultasi.
Selain sifilis, kalangan muda hingga dewasa muda juga rentan terhadap IMS lain seperti klamidia, gonore, herpes genital, dan HPV, yang semuanya memiliki dampak kesehatan jangka panjang.
Kenali Musuhmu: Gejala dan Tahapan Sifilis yang Wajib Diketahui
Memahami gejala sifilis adalah langkah pertama untuk perlindungan diri dan orang lain.
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum ini menular melalui kontak langsung dengan luka sifilis (chancre), yang seringkali tidak terasa sakit.
Penularan bisa terjadi saat berhubungan seksual, dan juga dapat ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, bahkan melalui ASI.
Gejalanya bervariasi tergantung pada stadium infeksi:
- Sifilis Primer: Tahap awal ini ditandai dengan munculnya luka kecil yang tidak nyeri (disebut chancre) di lokasi bakteri masuk, seperti sekitar kelamin, dubur, atau mulut. Luka ini biasanya muncul antara 10 hingga 90 hari setelah terpapar dan bisa sembuh sendiri, namun bakteri tetap ada di dalam tubuh.
- Sifilis Sekunder: Beberapa minggu setelah luka primer menghilang, penderita akan memasuki tahap sekunder. Gejalanya berupa ruam yang tidak gatal, khasnya muncul di telapak tangan dan telapak kaki. Terkadang, ruam ini bisa disertai dengan munculnya lesi mirip kutil di area mulut atau kelamin.
- Sifilis Laten: Ini adalah tahap "tersembunyi". Tidak ada gejala yang terlihat atau dirasakan, yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Meskipun tanpa gejala, bakteri tetap hidup di dalam tubuh penderita dan masih berpotensi untuk menularkan penyakit kepada orang lain.
- Sifilis Tersier: Jika infeksi tidak diobati, penyakit ini dapat berkembang ke tahap paling berbahaya, yang bisa muncul 10 hingga 30 tahun setelah infeksi awal. Sifilis tersier dapat menyebabkan kerusakan permanen pada berbagai organ vital, termasuk otak, saraf, mata, jantung, dan pembuluh darah, yang berujung pada kelumpuhan, kebutaan, demensia, hingga kematian.
Baca Juga: Jemaah Haji Lansia dari Indonesia Rentan Patah Tulang, KKHI Minta Jemaah Muda Lebih Peduli