-
PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) mengadakan kegiatan sosial untuk memperingati Hari PMI, yang mencakup donor darah, medical check-up, dan talkshow untuk mengedukasi masyarakat.
-
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari PMI dan Kemenkes karena membantu memenuhi kebutuhan stok darah dan mendukung transformasi kesehatan nasional, terutama dengan produksi alat kesehatan ber-TKDN tinggi.
-
Para ahli menekankan pentingnya edukasi berulang tentang manfaat donor darah untuk meningkatkan jumlah pendonor dan menangkis hoaks, mengingat kebutuhan pendonor nasional masih sebesar 2% dari populasi.
Suara.com - Untuk memperingati Hari Palang Merah Indonesia (PMI), PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) mengadakan kegiatan sosial yang mencakup donor darah, medical check-up, dan talkshow dengan tema “Jaminan dan Kualitas Darah di Indonesia”.
Direktur Utama PT Diastika Biotekindo Tbk menyatakan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.
Sebagai perusahaan yang menjunjung tinggi Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG), CHEK berkomitmen untuk mengembangkan produksi dalam negeri, khususnya produk yang dapat digunakan di laboratorium dan unit transfusi darah di rumah sakit.
Produk-produk tersebut meliputi centrifuge, refrigerator, freezer blood bank, dan alat skrining infeksi.
Ketua PMI DKI Jakarta, Beky Mardani, mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, Jakarta membutuhkan sekitar 1.200 kantong darah setiap hari.
Ia menyebut, kegiatan seperti yang dilakukan CHEK sangat membantu ketersediaan darah di PMI DKI Jakarta dan menunjukkan kepedulian yang tak ternilai.
Ia juga menekankan bahwa PMI DKI Jakarta terus menjaga kualitas dan keamanan darah, serta memiliki tim khusus untuk penanggulangan bencana dan pembinaan desa.
Direktur Pengembangan Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dr. Yanti Herman, MH.Kes, juga mengucapkan terima kasih kepada Diastika.
Ia melihat bahwa perusahaan ini berkembang dan ikut mendukung pelayanan kesehatan di Indonesia, terutama dengan produk yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi. Ia juga menyebutkan bahwa Kemenkes telah melakukan berbagai upaya mitigasi melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 untuk mengembangkan pelayanan darah dan mendukung transformasi kesehatan nasional ke arah plasma darah.
Baca Juga: Polda Sumut Gagalkan Pengiriman PMI Ilegal ke Malaysia, Seorang Agen Ditangkap
Dr. Elida Marpaung, M. Biomed, Kepala Unit Transfusi Darah RS Cipto Mangunkusumo, menyampaikan bahwa PT Diastika telah memberikan kesempatan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya donor darah.
Ia menambahkan bahwa kegiatan donor darah di tempat kerja sangat efisien, memungkinkan karyawan mendonorkan darah dalam waktu singkat dan kembali bekerja.
Hal serupa juga disampaikan oleh Dr. Robby Nur Aditya, M.Si, Ketua Umum Persatuan Dokter Transfusi Darah Indonesia (PDTDI) dan Kepala Unit Donor Darah Pusat PMI.
Ia menekankan pentingnya edukasi masyarakat tentang manfaat donor darah secara berulang untuk meningkatkan jumlah pendonor. Saat ini, kebutuhan pendonor mencapai 2% dari populasi, dengan persebaran darah yang masih terpusat di Pulau Jawa.
"Kita lihat orang akan bertindak manfaatnya apa, orang mau donor darah tapi engga tau manfaatnya tapi orang tidak akan mau, hal ini dilakukan berulang-ulang untuk mengedukasi masyarakat dan menangkis hoax yang ada. Diharapkan dapat menjumlah pendonor yang saat ini kebutuhan 2%, dan perseberan darah 60% kebanyakan di pulau jawa sehingga kita harus meningkatkan hal itu," kata Robby.
Kepala UDD PMI Provinsi Jakarta, Dr. Ni Ken Ritchie, M. Biomed, juga mengapresiasi PT Diastika yang secara rutin menggelar kegiatan donor darah, tidak hanya setahun sekali, tetapi dua hingga tiga kali dalam setahun.
Ia menyamakan kegiatan ini dengan model Multi-Level Marketing (MLM) di mana satu orang bisa mengajak orang lain, sehingga menjadi kebiasaan dan budaya yang bermanfaat.
Sementara itu, Analis Kebijakan Ahli Madya Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes RI, Dr. Hj. Iin Dewi Astuty, MKK, mengingatkan bahwa darah bukanlah obat.
Ia menekankan bahwa prinsip donor darah adalah sukarela dan kemanusiaan. Tanpa adanya kerelaan untuk mendonorkan darah, ketersediaan darah tidak akan ada.