- Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi, tetapi kemajuan intervensi jantung memungkinkan banyak kasus ditangani tanpa operasi besar.
- ISICAM 2025 menghadirkan 250 pakar dari 14 negara untuk membahas teknik terbaru, live demo, dan inovasi intervensi kardiovaskular.
- PIKI menegaskan pentingnya penguatan ilmu dasar dan pendidikan berkelanjutan demi layanan jantung yang lebih presisi dan aman di Indonesia.
Salah satu program unggulan yang mendapat perhatian khusus adalah EURO-PCR Fellow Course, hasil kerja sama PIKI dengan lembaga pendidikan kardiologi bergengsi di Eropa. Program ini memberi akses bagi dokter muda Indonesia untuk mendapatkan pelatihan kelas dunia sekaligus kesempatan memperluas jejaring global.
Ketua Komite Saintifik ISICAM 2025, dr. Arwin Saleh Mangkuanom, Sp.JP, mengatakan tema tahun ini sengaja dipilih sebagai pengingat bahwa teknologi canggih harus ditopang pemahaman dasar yang solid.
“Intervensi kardiologi berkembang sangat cepat. Pemahaman dasar harus kuat agar dokter bisa mengadopsi teknologi baru dengan tepat,” tegasnya.
ISICAM, sebagai forum ilmiah tahunan, menjadi bukti komitmen PIKI dalam memastikan pasien Indonesia mendapatkan akses ke terapi jantung yang lebih aman, efisien, dan sesuai standar internasional.
“ISICAM bukan hanya ajang ilmiah, tetapi wujud komitmen PIKI untuk memastikan setiap pasien di Indonesia memiliki akses terhadap layanan intervensi jantung yang berstandar internasional,” tutup dr. Sodiqur Rifqi.