"Jelas, Bjorka telah memiliki semua. Siapa yang punya uang dia bisa membelinya. Tinggal masukan NIK, keluar data itu semua, mulai dari nomor telepon sampai nama orang tua, tanggal lahir dan lainnya,” jelas Alfons.
Biasanya, lanjut Alfons, orang yang membeli data tersebut beragam alasannya. Mulai untuk pemetaan masyarakat hingga menampung hasil kejahatan.
"Jika yang membeli negara asing, biasanya untuk pemetaan rakyat Indonesia. Jika diolah bisa saja dijadikan big data dan ini sangat berbahaya," jelasnya.
"Kalau penjahat yang beli, bisa untuk memalsukan data. Misal membuka rekening palsu untuk menampung hasil kejahatan,” imbuhnya.