Marah, Patrick Collins segera mengambil pisau lipatnya dan menusuk Sarah. Terhitung Sarah menerima hampir tiga lusin tusukan pada bagian wajah, leher dan dadanya. Surat kabar setempat menjuluki Patrick Collins sebagai "manusia biadab abad ini" dan "manusia binatang si pembunuh".
4 Margaret Hossack "A Jury of Her Peers". Karya Susan Glaspell
Pada 1 Desember 1900, petani asal Iowa berusia 59 tahun, John Hossack dibunuh secara keji dengan menggunakan kapak di tempat tidurnya.
Sempat membingungkan kepolisian, tiba-tiba tetangga John Hossack muncul, dan mengaku melihat pembunuhan sadis tersebut. Usai menjadi saksi, polisi pun menangkap Margaret, yang tak lain adalah istri John Hossack.
Dinyatakan bersalah, Margaret digelandang ke penjara selama bertahun-tahun. Kisah ini teramat sadis, hingga sutradara AS, Alfred Hitchcock mengadopsi novel ini ke dalam filmnya.
5 Chester Gillette and Theodore Dreiser, An American Tragedy
Pada awal 1892, saat bekerja sebagai reporter di Chicago, Theodore Dreiser kembali membuka kasus pembunuhan seorang perempuan kaya. Menyelidiki kasus tersebut selama beberapa waktu, Theodore Dreiser berhasil mengungkap lakon utama pembunuhan. Yakni seorang lelaki miskin ambisius, yang berhasil merebut hati perempuan kaya itu. Demi menguasai harta korban, lelaki miskin tersebut dengan tega membunuh perempuan kaya itu secara sadis.
6 Leopold and Loeb. Karya Meyer Levin
Pada Mei 1924, dua pemuda kaya dari keluarga kaya di Chicago , yakni Nathan Leopold dan Richard Loeb, melakukan pembunuhan sadis. Mereka memilih korban secara acak, lalu menariknya ke dalam mobil lalu disiksa hingga mati. Tak cuma itu, kedua pelaku juga merusak mayat korban dengan asal klorida, dan memasukkanya ke dalam pipa pembuangan. Setelah aksinya ketahuan, kedua pemuda sadis itu menyewa pengacara handal, Clarence Darrow. Sebelum akhirnya dinyatakan bersalah, Darrow membela kedua klienya dengan cara sangat hebat, hingga menjengkelkan masyarakat.
7 Ruth Snyder and Judd Gray. Karya James M Cain Double Indemnity
Pada Maret 1927, seorang ibu rumah tangga di Queens, Ruth Snyder berselingkuh dengan kekasihnya yang berprofesi salesman, Judd Gray. Keduanya membunuh suami Ruth Synder, bernama Albert.
Pembunuhan dilakukan saat Albert terlelap. Ia dicekik dengan kawat hingga lemas, lalu kepalanya direndam ke dalam air, hingga tewas. Setelah itu, kedua pasangan selingkuhan itu juga mengobrak-abrik rumah Albert, agar tampak seperti aksi kejahatan yang dilakukan perampok.
Nahas, adegan sandiwara itu tak berhasil. Keduanya ditangkap dan diadili. Di pengadilan. Ruth Snyder kembali memainkan kecerdikannya. Ia melimpahkan segala kesalahan kepada kekasihnya. Ruth berkilah bahwa ia dibujuk kekasihnya untuk mengambil polis asurasi suaminya sebesar 48.000 dolar Amerika.
8 Robert Irwin, Killing Time. Karya Thomas Berger
Pada hari Minggu Paskah 1937, Robert Irwin, pematung muda berbakat yang mengalami gangguan jiwa membunuh tiga orang secara sadis. Yakni artis cantik, Veronica Gedeon, ibu Veronica, Maria, dan seorang lelaki penghuni asrama, Frank Byrnes. Ketiga pembunuhan itu dilakukan Irwin dengan menggunakan alat pemecah es.
Irwin yang tertangkap karena aksinya, juga nekat bunuh diri dengan mencoba mengiris penisnya sendiri.
Dengan rentetan kejadian yang dilakukannya, Irwin pun dijuliki sebagai "The Mad Sculptor", dan kasus ini menjadi salah satu sensasi tabloid tahun 1930-an.
9 Robert Nixon, Native Son. Karya and Richard Wright.
Seorang pemuda kulit hitam, Robert Nixon ditangkap di Chicago atas kasus pembunuhan seorang wanita kulit putih. Pembunuhan itu dilakukan Nixon dengan sangat sadis, yakni dipukuli sampai mati dengan batu bata. Ternyata, itu bukanlah kasus pembunuhan yang dilakukan Nixon. Terungkap, dia juga pernah melakukan kasus yang sama selama tinggal di Los Angeles. Nixon mengaku membunuh karena tak tahan atas rasisme yang dilakukan oleh para korbannya.
10 Charles Schmid "Where Are You Going, Where Have You Been?". Karya Joyce Carol Oates.
Antara Mei 1964 hingga Agustus 1965 , Charles " Smitty " Schmid, seorang psikopat membunuh tiga gadis remaja, dan mengubur mayatnya di padang pasir di Arizona. Sebelum membunuh, Schmid selalu berdandan. Yakni menggunakan sepatu bot koboi, dan memakai perlengkapan kecantikan di pipinya. Schid diyakini sebagai salah satu pembunuh berantai paling sadis di Amerika, pada kurun 60-an.(Huffington)