Survei: Perempuan Indonesia Tak "Pede" dengan Kecantikannya

Minggu, 19 April 2015 | 13:46 WIB
Survei: Perempuan Indonesia Tak "Pede" dengan Kecantikannya
Ketua RW cantik Octa Viantary atau Vian (suara.com/Wita Ayodhyaputri )

Suara.com - Kata cantik sering didefinisikan secara berbeda-oleh perempuan. Cantik kadang digambarkan lewat penampilan fisik, kecantikan jiwa, kecerdasan, kelembutan dan sederet persepsi lainnya.

Kata cantik juga sering dikaitkan dengan perempuan. Namun sayangnya, menurut survey global yang dilakukan Dove, 98 persen perempuan di dunia, tidak memilih kata cantik untuk menggambarkan penampilannya.

Eva Arisuci Rudjito, Direktur Marketing Skin Cleansing and Body Care PT. Unilever Indonesia Tbk., menjelaskan penelitian itu ditunjukkan lewat sebuah film pendek yang merekam reaksi yang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu "Biasa saja" atau "Cantik".

Pengambilan gambar dilakukan di lima kota besar, yakni San Fransisco, Shanghai, New Delhi, London dan Sao Paolo.

"Hasilnya film ini menunjukkan perempuan seringkali tidak menyadari potensi kecantikan yang mereka miliki," ujar perempuan yang disapa Uci dalam temu media Dove Masterbrand Choose Beautiful di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pekan lalu.

Di Indonesia, persepsi ini juga terungkap dalam hasil survey yang dilakukan oleh Unilever Indonesia melalui BMI Research. Di mana delapan dari sepuluh perempuan Indonesia merasa puas terhadap penampilan fisik atau wajahnya.

Namun, mereka cenderung ragu untuk mengatakan tentang potensi kecantikan yang mereka miliki. Hanya satu dari sepuluh perempuan Indonesia yang menyebut dirinya cantik. Survey dilakukan di tiga kota besar, seperti Jakarta, Surabaya dan Medan pada 300 responden dengan rentang umur 18-64 tahun.

Menurut Psikolog Efnie Indrianie, M.Psi, perempuan Indonesia memang seringkali enggan menyampaikan potensi kecantikan yang mereka miliki. Hal ini disebabkan karena pengaruh budaya lokal yang cenderung untuk tidak ekspresif.

"Hal ini mengacu dari kultur Indonesia yang memiliki budaya kolektivitas. Di mana, budaya yang lebih mementingkan persepsi bersama dibandingkan persepsi individu. Inilah yang membatasi perempuan Indonesia ketika ingin memberikan persepsi cantik dari dirinya," kata Efnie dalam kesempatan yang sama.

Sejalan dengan komitmennya untuk mendorong setiap perempuan agar merasa cantik, Dove mengajak perempuan Indonesia agar bisa merasa cantik, dengan cara meyaksikan film pendek Dove Choose Beautiful dan mulai menentukan pilihan untuk merasa cantik.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI