Olahraga High Intensity
Kabar gembiranya, banyak peserta Freeletics yang mengalami penurunan berat badan secara drastis usai rutin menjalani sesi latihan di Sweat Camp ini.
"Peserta kita yang berat badannya turun signifikan setelah latihan banyak. Temen saya dari 100 kilo turun ke 82 setelah rutin ikut latihan selama 3 bulan," ujar lelaki yang akrab disapa Opaz ini.
Dalam setiap sesi latihan Opaz menjelaskan bahwa ada serangkaian misi yang harus diselesaikan peserta. Misi disini maksudnya adalah sejumlah gerakan sederhana seperti push up, sit up, burpees, squats dan lain-lain dalam hitungan waktu.
"Misalnya untuk 20 kali push up butuh berapa menit. Kita nggak lakuin hitungan serentak tergantung kemampuan masing-masing orang menyelesaikannya butuh berapa lama," imbuhnya.
Menurut Opaz, gerakan Freeletics termasuk jenis olahraga high intensity yang memacu kerja jantung. Bahkan ia mengaku tak sedikit pemula yang tersengal-sengal hingga muntah saat menjalani latihan ini.
"Karena olahraga ini lebih banyak ke kardio buat orang yang pemula atau nggak biasa bisa sampai muntah. Satu gerakan aja bisa diulang sampe beberapa kali jadi bener-bener bakar lemak," terangnya.
Dari semua gerakan yang diamati suara.com saat komunitas Freeletics menjalani sesi latihan, gerakan burpees merupakan salah satu yang menantang. Peserta harus mengambil posisi awal squat, bertumpu pada kedua tangan lalu berubah ke posisi push up dan mengulangi kembali posisi squat lalu berdiri sambil melompat.
Biasanya menurut Opaz, sebagian peserta menyerah pada gerakan ini. Meski memicu rasa capek, lanjut dia, dampak yang dihasilkan dari gerakan burpess sangat kentara. Pengaturan napas yang baik sangat dibutuhkan dalam gerakan ini.
Tetap latihan selama Ramadan ...