Dalam konsep DOT, ini baru yang pertama, yaitu Origination.
Lalu bagaimana dengan Destination? Prinsipnya sama. Kalau kita sudah mengetahui profil wisatawan Cina seperti apa, maka upaya promosi yang kita lakukan di destinasi-destinasi yang kita punya haruslah diarahkan ke sana.
Kalau misalnya wisatawan Cina suka wisata pantai dan bawah laut, maka mungkin mereka kita arahkan ke Manado atau Raja Ampat. Karena itu, kita harus susun program-program untuk menggaet mereka di dua destinasi ini.
Kita harus gencar mengomunikasikan diferensiasi pengalaman bawah laut di Manado dan Raja Ampat kepada mereka. Ini yang saya sebut, kenali pelangganmu, lalu kenali dirimu.
Lalu Time. Kalau Origination kita bicara pelanggan, Destination kita bicara produk dan program, maka di Time kita bicara pola libur wisatawan dan bagaimana kita menyusun strategi di waktu-waktu libur tersebut.
Sekali lagi saya ambil contoh Cina. Libur warga Cina 5 kali setahun. Pertama, Februari ada Imlek; kedua, Mei ada hari buruh; ketiga, Juli-Agustus liburan sekolah; keempat, Oktober hari besar orang Cina; dan kelima, Desembar ada Natal dan Tahun Baru.
Semua informasi hari libur berbagai negara ini ada di War Room, sehingga War Room mampu memberikan peringatan dini atau early warning system (EWS).
Sekarang Oktober. Misalnya hari libur besar mereka jatuh pada 1-7 Oktober, maka mesin War Room akan mengingatkan jauh hari sebelumnya. War Room akan tahu, wisatawan di Cina akan membeli paket liburan berapa bulan sebelumnya: apakah 3 bulan, 2 bulan, atau sebulan sebelumnya.
Berdasarkan informasi itulah kita melakukan selling besar-besaran ke pasar Cina di bulan Juli, Agustus, atau September. Ini semua harus secara sistematis dan otomatis kita rencanakan.
Itu untuk pasar Cina. Untuk pasar Singapura, Country Manager Singapura akan melakukan analisis yang sama. Begitu pula untuk pasar-pasar lain.