Wirausaha Batik Asal Pekalongan Raih Penghargaan di Singapura

Yazir Farouk Suara.Com
Sabtu, 22 Oktober 2016 | 05:28 WIB
Wirausaha Batik Asal Pekalongan Raih Penghargaan di Singapura
Suasana pameran perayaan Hari Batik Nasional 2016 di Museum Nasional, Jakarta, Minggu (2/10/2016). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wirausaha batik asal Pekalongan yang memanfaatkan limbah batik menjadi berbagai produk kerajinan, meraih "Young Social Entrepreneurs" (YSE) 2016 bersama lima tim dari negara lain di Singapura.

Tim Kama Batik yang terdiri dari Novi Anathasia Purba, Ajeng Hilarysa Pramesti dan Dyah Rasyid menjadi satu-satunya dari lima wakil Indonesia yang menerima YSE 2016 yang digelar SIF. Wiraswasta sosial ini menang bersama tim BeBonobo yang merupakan peserta gabungan dari Azerbaijan, Malaysia dan Yaman.

Selain itu, Nomad yang merupakan tim dari Singapura, Praxium dari Singapura, PsychKick yang berasal Singapura. Tim pemenang lainnya adalah Saadhan dari India.

CEO dan pendiri Kama Batik Novi Anathasia Purba ditemui setelah pengumuman penerima YSE 2016 mengatakan akan memanfaatkan hadiah 20 ribu dolar Singapura dari SIF untuk menambah modal usaha di Kama Batik.

"Tidak bisa dipungkiri yang dikejar dari acara seperti ini adalah 'funding'. Tapi 'network' yang didapat dari kesempatan seperti ini juga kami butuhkan," ujar dia.

Usaha memanfaatkan limbah batik berupa potongan sisa kain, nantinya dijadikan buket bunga hingga gelang dilakukan sejak awal 2016, bersamaan dengan pengajuan proposal kompetisi YSE. Pengerjaan produk semakin banyak dapat menghasilkan hingga 80 produk per hari, dengan melibatkan enam ibu rumah tangga di Pekalongan yang memiliki suami berpenghasilan rendah.

"Rencananya akan kami tambah awal November nanti, menjadi 16. Selain itu, rencananya November juga akan dibuka outlet baru dengan mempekerjakan delapan para ibu di Yogyakarta," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI