Dampak buruknya, ketika kabar mengenai gadis muda yang tengah sekarat di kota ini membuncah, puluhan keluarga bergegas memadati rumah sakit, bersiap untuk berperang di pasar lelang mayat.
Lebih mengherankan lagi, keluarga si wanita yang tengah sekarat, membolehkan lelang terjadi, berharap uang ketimbang kesembuhan anak gadis mereka.
''Yang lebih mengherankan, ketika perang lelang berakhir, dan keluarga si gadis telah bersepakat akan menyerahkan mayat pada pemenang lelang, gadis yang sekarat dan diharapkan kematiannya masih sanggup bertahan hidup,'' ungkap Wang Yong, seorang karyawan di sebuah rumah sakit di Shanxi, seperti dikutip Guideku.com dari ABC.
Di pasar lelang, mayat-mayat tersebut dihargai tinggi dari 1.000 Dollar hingga 8.300 Dollar atau setara Rp 14 juta hingga ratusan juta rupiah.
Berawal dari pernikahan hantu, perdagangan mayat kemudian menjelma bisnis gelap yang menjanjikan bagi sejumlah oknum.
Akibatnya, tercatat sekitar 12 kasus pembunuhan terkemuka di Cina yang dilatari transaksi perdagangan mayat untuk upacara Pernikahan Hantu.
Pada 2016, kepolisian setempat bahkan berhasil meringkus seorang pria bernama Ma Chonghua yang terbukti membunuh dua wanita yang mengidap keterbelakangan mental dan menjual mayat kedua gadis tersebut seharga 8.300 Dollar atau sekitar Rp 113 juta per mayat.
Hingga berita ini diturunkan, pemerintah Cina belum menelurkan sama sekali peraturan tegas yang melarang tradisi Pernikahan Hantu, bahkan transaksi perdagangan mayat.
Bagaimana menurut Anda tradisi pernikahan mayat agar bersama di alam baka ini?
Baca Juga: Man City Hancurkan Burton 9-0, Guardiola Samai Rekornya di Barcelona