"Jadi, saat salah satu anggota kami, yang juga Humas FHI, Iib, beserta satu peserta lainnya, masuk ke lokasi hunting, anggota yang berada di Safe Zone memegang handy talkie mendapat jawaban dari handy talkie miliknya. Dia iseng mencoba handy talkie dengan berkata, 'Tes Iib ke safe zone' dan tidak lama kemudian ada jawaban dari handy talkie tersebut yang berucap, 'Iya masuk'," cerita Idham.
Tidak lama, salah seorang anggota yang berada di safe zone menyusul Iib dan peserta lainnya ke dalam lokasi dan bertanya, apakah mereka masuk ke dalam lokasi hunting membawa handy talkie, ternyata tidak.
"Handy talkie semuanya berada di safe zone. Satu dipegang oleh pengurus dan tiganya lagi tergeletak di tanah."
"Pengalaman lainnya juga cukup banyak, seperti suara langkah kaki, geraman seseorang. Hal tersebut cukup umum dirasakan setiap kegiatan hunting berlangsung," ujar dia lagi.
Meski kerap merasakan pengalaman-pengalaman berbau mistis di lokasi, melalui berbagai hasil fotonya, komunitas FHI tetap ingin mematahkan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat akan cerita dari suatu tempat yang diyakini angker dan memiliki unsur gaib.
Mereka pun ingin mengajak khalayak umum yang kebetulan memiliki hobi atau ketertarikan yang sama dalam dunia fotografi untuk turut serta merasakan pengalaman hunting bersama komunitas mereka.
Untuk bergabung dengan komunitas FHI, kata Idham, tidak memiliki syarat khusus.
"Cukup punya kemauan atau minat mempelajari fotografi, minimal ada kamera DSLR, namun jika tidak ada diperbolehkan menggunakan smartphone, serta izin dari orang tua untuk ikut serta," ungkap dia.
Jika ingin mendaftar menjadi peserta, bisa langsung akses ke akun Instagram Fotografi Hantu Indonesia di @official.fhi dan direct message atau menghubungi kontak whatsapp yang tertera di bio Instagram. Yuk, berburu hantu bersama komunitas Fotografi Hantu Indonesia!
Baca Juga: Gubernur Anies Larang Mobil Tua di Jakarta, Komunitas Mobil Klasik Bersuara