Dalam hal ini biasanya warga madura, mengundang seorang ustadz atau guru ngaji, sanak familinya, dan tetangga sekitar, agar anaknya yang akan memulai menginjakkan kakinya ke bumi dapat disaksikan oleh banyak orang.
"Sebelum itu, ada banyak hal yang perlu disiapkan oleh orang tua, seperti kue, air komkoman (air yang dituangkan kedalam mangkuk, dimana didalamnya terdapat tujuh jenis bunga)," ujar Abe.
Kemudian anak atau bayi yang hendak toron tana dibawa ke hadapan para undangan tepatnya di depan ustadz yang akan memimpin barzanji dan doa. Setelah selesai, kemudian diperlihatkan sejumlah benda-benda yang akan menjadi kebutuhannya sehari-hari kelak, seperti Al-qur'an, tasbih, sisir, cermin, bedak, bolpen, buku, beras, jagung, dan benda-benda lainnya.
Menurut kepercayaan masyarakat, jika anak mengambil Al-Qur’an, maka ketika dewasa dia akan menjadi seorang yang senang membaca atau Al-Qur’an. Jika anak tersebut mengambil beras atau jagung ketika dewasa dia akan menjadi petani yang profisional dan handal.
Jika anak tersebut mengambil sisir atau cermin, anak tersebut akan menjadi anak yang suka bersolek. Jika dia mengambil tasbih ketika dewasa dia akan menjadi orang kiyai atau nyai atau orang yang senang berzikir. Dan jika dia mengambil buku atau bolpen, dia akan menjadi seorang yang terpelajar.
Kontributor : Muhammad Madani