Suara.com - Membaca buku, khususnya lagi novel, masih menjadi salah satu kegiatan paling santai, menyenangkan, sekaligus bermanfaat di kala senggang. Tentunya, aktivitas ini terutama disukai oleh mereka yang memang gemar membaca.
Tapi bagi yang tidak atau belum gemar membaca pun, sesungguhnya karya-karya sastra terutama novel populer dunia, tidak ada salahnya untuk coba dinikmati. Termasuk bagi kalangan milenial, setidaknya agar punya wawasan juga soal tema atau kisah dari novel-novel populer tersebut, atau bahkan sekadar kenal nama penulisnya.
Berikut tiga di antara novel-novel populer dunia yang sayang jika dilewatkan, bahkan mungkin rugi jika belum tahu sama sekali tentangnya:
1. Angin Timur Angin Barat karya Pearl S. Buck
Buku ini berkisah tentang dua orang wanita, dua budaya, dan pengorbanan yang mereka lakukan demi cinta. Sesuai dengan adat China, Kwei Lan dijodohkan oleh kedua orangtuanya. Ia mengharapkan bisa membangun rumah tangga sesuai adat yang dipegangnya dengan teguh, namun ternyata harapannya tak sesuai dengan kenyataan. Suaminya adalah seorang dokter medis yang tak lagi percaya pada adat istiadat yang baginya tak masuk akal.
Namun tak hanya itu masalah yang dihadapi Kwei Lan. Kakak kandungnya yang telah lama tinggal di Amerika Serikat memilih untuk menolak perjodohannya, dan memutuskan untuk menikahi seorang wanita asing bernama Mary. Mary berusaha keras untuk bisa diterima di keluarga suaminya, dan menjadi satu-satunya wanita dalam hidup suaminya.
Tak mudah bagi Kwei Lan dan keluarganya untuk menghadapi perubahan yang mengancam eksistensi adat dan budaya China yang dipegang dengan teguh. Tak mudah pula bagi Mary untuk meyakinkan semua orang bahwa cintanya pada suaminya tulus. Namun demi cinta, mereka semua harus berkorban.
>>LIHAT Angin Timur Angin Barat di Serbada.com!
2. Pecundang karya Maxim Gorky
Baca Juga: Wanita Kutu Buku Lebih Menarik, Ini Alasannya
Sedikit pengarang Rusia yang menikmati kepopuleran besar dalam kehidupannya sebagaimana Maxim Gorky, dan sedikit novel yang menyodorkan kisah murung dan mendalam dari prahara besar revolusi Rusia. Pecundang ditulis pada tahun 1907, setelah pemberontakan bersenjata pada Minggu Berdarah yang mengarah pada Revolusi Bolshevik sepuluh tahun kemudian.
Novel ini menggambarkan kaum belia yang miskin akan insting politik terpaksa bergabung dalam rezim Czar untuk memata-matai sahabat-sahabatnya, dan tanpa disadari tercekik oleh tatanan sosial baru. "Di sini ada kekuasaan, pribadi yang risau, dan kejujuran yang langka," tulis Washington Post Book World.
Inilah novel tentang konflik kesetiaan, histeria massa, pertumpahan darah, yang harus dimasukkan dalam senarai fiksi politik abad kedua puluh.
>>LIHAT Pecundang di Serbada.com!
3. The Three Musketeers karya Alexandre Dumas
Berlatar tahun 1625-1628, The Three Musketeers bercerita tentang petualangan seorang pria muda miskin D'Artagnan setelah meninggalkan rumahnya menuju Paris demi bergabung dengan Musketeers of the Guard. Meskipun ia tak segera diterima di pasukan elit itu, ia menjalin hubungan pertemanan dengan tiga orang musketeers hebat bernama Athos, Porthos, dan Aramis. Perjalanannya bersama ketiga orang musketeers itu membawanya ke dalam permasalahan rumit yang berkaitan dengan politik negara.