"Mau lokal atau tidak, itu nggak menentukan apakah kamu tahu tempat yang berharga untuk dikunjungi. Itu tergantung empati tiap orang untuk mengunjungi, mencari tahu, mengeksplor. Dan postcard ini sebagian kecil dari cara anak zaman sekarang untuk mengeksplor."
Total ada 244 kartu pos yang dipajang untuk pameran Point of Interest ini. Namun, Meliantha sendiri mengakui jika dirinya juga tidak mengenal semua tempat di dalam kartu pos tersebut.
"Ada wisata di daerah Jakarta yang sudah ditinggalkan, yang orang-orang tidak ke sana lagi. Kartu pos tetap dijual tapi tidak laku. Aku sendiri sebagai orang Jakarta nggak tahu ada tempat itu."

Berbekal dari pengalamannya tersebut, Meliantha Muliawan pun punya harapan untuk pengunjung yang menyaksikan karyanya.
"Inginnya sih membuat orang lebih mau mengunjungi berbagai daerah sesuai empati mereka masing-masing untuk mengenal daerahnya," ucap Meliantha. "Cuma, mungkin karya ini walau memamerkan postcard tapi nggak membahas fungsi postcard sesungguhnya."
Ya, kartu pos di zaman ini memang sudah mengalami pergeseran fungsi. Bukannya untuk berkirim surat, kartu pos lebih menekankan pada gambar objek wisatanya sehingga kerap diburu oleh kolektor.
Meski begitu, Meliantha menyebutkan bahwa bukan berarti kartu pos akan punah di masa depan. Ke depannya, Meliantha Muliawan berpendapat bahwa mungkin akan ada orang-orang yang mencoba lagi bersurat melalui kartu pos.
"Karena kegiatannya aneh sih, aneh bukan dalam arti buruk ya. Mungkin ada yang mau coba bersurat dengan teman, tapi lewat postcard yang menunggu seminggu-dua minggu baru dibalas, itu sensasinya seperti apa," pungkasnya.
Baca Juga: Bambang Bujono Dapat Penghargaan Bergengsi di Biennale Jogja 2019