"Waktu isu corona yang pertama itu kami melakukan implementasi PHBS, jadi cuci tangan, makan sayur, beraktivitas fisik. Jadi kami meminta mereka membuat art work bertema PHBS," ujar Endah.
Untuk siswa kelas 6 SD, sebenarnya pada minggu ini sedang ada jadwal ujian praktek, namun semuanya diganti di rumah. Endah menyebut pihak sekolah nanti mengirimkan aktivitas apa saja yang mesti dilakukan, dan nanti akan direkam oleh orangtua di rumah.
Baik Endah maupun Lucky sama-sama memiliki harapan besar terkait wabah virus corona ini. Endah mengatakan tak bisa melakukan apa-apa selain mengikuti instruksi dan bersiap diri.
"Justru kita di sini jadi kreatif, ya. Karena kita mencari-cari kreasi di mana sebuah tujuan itu tercapai dengan cara yang berbeda. Bagaimana supaya bisa tetap belajar sekalipun tidak di sekolah," sebut Endah.
Lucky berharap pemerintah mengedepankan tranparansi dalam komunikasi, sehingga sekolah-sekolah bisa melakukan asesmen risiko dan mitigasi terkait dengan penyebaran COVID-19.
"Kami juga berharap, pemerintah memberikan dukungan kegiatan belajar di rumah, baik dalam bentuk kebijakan maupun infrastruktur pendukung, yang disesuaikan dengan kemampuan atau kondisi setiap daerah," pungkasnya.