Hari Kartini 2020, 6 Fakta RA Kartini Ini Jarang Diketahui Kaum Milenial

Selasa, 21 April 2020 | 06:35 WIB
Hari Kartini 2020, 6 Fakta RA Kartini Ini Jarang Diketahui Kaum Milenial
Kartini, pejuang emansipasi asal Jepara.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selasa (21/04/2020) ini, diperingati rakyat Indonesia sebagai Hari Kartini. Pada tanggal ini pula, pejuang emansipasi perempuan RA Kartini dilahirkan.

Selama ini, nama Raden Ajeng Kartini lekat dengan sosoknya yang tak kenal lelah berjuang memajukan kesejahteraan kaum perempuan pribumi.

Meski begitu, rupanya masih ada beberapa fakta seputar R.A. Kartini yang mungkin jarang didengar generasi muda masa kini.

Dirangkum dari berbagai sumber, inilah fakta-fakta seputar kehidupan dan perjuangan Kartini.

1. Memiliki hubungan keluarga yang rumit

R.A. Kartini merupakan keturunan dari kelas bangsawan Jawa dan keluarga ulama. Meski begitu, ibu kandung Kartini rupanya tidak diakui sebagai istri utama.

Hal ini dikarenakan ibu Kartini yang bernama M.A. Ngasirah bukanlah keturunan bangsawan. Namun, peraturan di era kolonial mengharuskan bupati beristrikan bangsawan.

Akhirnya, ayah Kartini pun menikah lagi dengan Raden Adjeng Moerjam yang merupakan keturunan langsung Raja Madura sebelum diangkat menjadi Bupati Jepara.

2. Hidup di lingkungan keluarga poligami

Baca Juga: Sikat! Promo dan Diskon 5 Makanan Ini Turut Meriahkan Hari Kartini 2020

Di era sekarang, konsep feminisme dipandang tidak sejalan dengan poligami. Meski begitu, R.A. Kartini sendiri sebenarnya hidup dalam lingkungan keluarga poligami.

Ayah Kartini menikah lagi dengan istri keduanya dikarenakan istri yang pertama tidak memiliki darah keturunan bangsawan.

Sementara, Kartini sendiri dijodohkan dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang saat itu sudah memiliki tiga istri.

3. Gemar membaca aneka buku

Meski terpaksa dipingit pada usia 12 tahun, Kartini terkenal pandai berbahasa Belanda. Dirinya pun banyak membaca aneka buku dan surat kabar.

Beberapa bacaan Kartini saat itu adalah surat kabar Semarang De Locomotief, majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan, dan majalah wanita Belanda berjudul De Hollandsche Lelie.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI