Suara.com - Menjadi seorang relawan di tengah pandemi Covid-19 mungkin sudah jadi panggilan hati Ika Dewi Maharani, seorang perawat dari Maluku Utara.
Namun pilihannya tak biasa. Ika, sapaannya, memilih menjadi relawan perawat khusus ambulans sekaligus menjadi supirnya.
Ya, dia harus multitasking menjadi perawat untuk pasien positif Covid-19 sekaligus menyetir ambulans. Dan Ika adalah satu-satunya perempuan untuk pekerjaan tersebut.
Melayani dari hati
Sembari menanti datangnya wisuda S1 Keperawatan yang akan dilaksanakan di bulan September, Ika menemukan permintaan relawan dari HIPGABI (Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia) di bawah naungan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
"Ada macam-macam. Tapi yang menarik saya itu dibutuhkan transportnya, dari rumah sakit ke rumah sakit tujuan itu sangat dibutuhkan," tutur Ika kepada Suara.com, baru-baru ini.
Ika merasa memiliki kemampuan untuk mengisi posisi tersebut, karena ia adalah seorang perawat dan juga punya keahlian menyetir. Akhirnya ia membulatkan tekad, ini adalah saatnya untuk melayani dari hati.
Ia pun mencoba mendaftar, tak lama kemudian ia mendapatkan balasan bahwa ia diterima. Tak perlu menunggu lama, keesokan harinya ia diminta langsung ke Jakarta pada awal bulan April lalu.
"Mungkin ini sudah jalan Tuhan, saya juga nggak tahu. Pokoknya saya ikutin aja, saya mau melayani. Tuhan kasih jalan, saya harus di sini, ya sudah saya ikuti," kata perempuan kelahiran Lamongan, 26 tahun silam ini.
Baca Juga: Terinfeksi Virus Corona, Perawat Kentucky: Badan Sakit Seperti Patah Tulang
Meski sempat takut juga soal penularan virus corona, namun Ika bersikukuh bahwa niat adalah yang terpenting dan berdoa untuk terus berada dalam lindungan Tuhan.
Yang paling berat adalah ketika ia melaporkan hal tersebut pada sang ibu. Sang ibu sempat menolak keras dan tidak memberi izin. Namun dengan keteguhan hati, Ika berhasil meyakinkan sang ibu dan mendapatkan restu untuk berangkat ke Jakarta.
"Saya tetap ingin melayani bagaimanapun kondisi pasiennya. Berdoa kuncinya, berpegang teguh pada Tuhan, pasti akan Tuhan sertai," lanjutnya.
Sesampainya di Jakarta, ia langsung menjalani serangkaian kegiatan seperti medical check up (MCU) dan meeting, kemudian pelatihan selama seminggu.
Test drive Ika pertama kali harus mengemudikan ambulans dari Gunung Sahari Jakarta Pusat, menuju penempatannya di RSUI Depok. Sejak saat itu, ambulans sudah resmi menjadi 'kendaraan pribadinya'.
Dinas multitasking