3 Fakta Ki Hajar Dewantara, Sosok di Balik Sejarah Hari Pendidikan Nasional

Sabtu, 02 Mei 2020 | 07:30 WIB
3 Fakta Ki Hajar Dewantara, Sosok di Balik Sejarah Hari Pendidikan Nasional
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional, Indonesia. (Dok. Shutterstock)

Suara.com - Tiga Fakta Ki Hadar Dewantara, Sosok di Balik Sejarah Hari Pendidikan Nasional

Pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya, masyarakat Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas.

Mengutip situs Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Riau Kemendikbud, ditetapkan Hardiknas tidak lepas dari sosok Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara atau dalam ejaan lama Ki Hadjar Dewantara yang lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889.

Berbicara mengenai sosok sosok Pahlawan Nasional, Ki Hajar Dewantara, ada beberapa fakta menarik yang perlu diketahui terkait Ki Hajar Dewantara, apa saja? Berikut Suara.com rangkum untuk Anda.

1. Ki Hajar berprofesi sebagai wartawan

Ilustrasi menulis [shutterstock]
Ilustrasi menulis [shutterstock]

Bernama asli R.M. Suwardi Suryaningrat, Ki Hajar Dewantara tidak pernah lelah mendorong agar pendidikan bisa setara, antara pribumi Indonesia dan penduduk kolonial Belanda di zaman penjajahan.

Selama masa penjajahan Belanda, Ki Hajar tidak pernah ciut nyalinya menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda. Di mana anak yang bersekolah hanyalah anak-anak kelahiran Belanda atau kaum priyayi yang bisa mengenyam bangku pendidikan.

Sebagai wartawan di beberapa surat kabar seperti De Express, Utusan Hindia, dan Kaum Muda. Ia tak kenal bosan mengkritik kebijakan pemerintah kolonial. Akibatnya ia diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo.

Ketiga tokoh inilah yang kemudian dikenal sebagai “Tiga Serangkai”. Bukannya redup, setelah kembali ke Indonesia semangat Ki Hadjar semakin membara, terbukti dengan keberhasilannya mendirikan lembaga pendidikan National Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa.

Baca Juga: Hardiknas 2020: Kisah Guru Seni Rupa Mengajar dari Rumah Pakai Teknologi

2. Tiga semboyan warisan Ki Hajar Dewantara

Pendopo museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta. (Kemdikbud)
Pendopo museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta. (Kemdikbud)

Ki Hajar Dewantara memiliki semboyan yang selalu ia terapkan dalam sistem pendidikan. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani.

Arti ketiga semboyan itu: pertama, Ing Ngarso Sung Tulodo artinya di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik.

Kedua, Ing Madyo Mangun Karso artinya di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide.

Ketiga, Tut Wuri Handayani yang berarti dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan.

Berbagai pelopor itulah Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pendidikan Indonesia pertama setelah kemerdekaan Indonesia.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI