Suara.com - Erna Chan, pengusaha yang memiliki brand sepatu lokal Polla Polly berjuang keras agar bisnisnya bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Ada banyak upaya yang dilakukannya ketika masyarakat banyak yang di rumah saja akibat restriksi Covid-19, salah satunya menggencarkan penjualan di kanal-kanal digital agar bisa survive.
Sebelumnya, sejak 2016 produk yang tampil girly ini telah aktif bekerja sama dengan platform E-Commerce, di antaranya dengan Lazada dan Zalora.
Penjualan digitalnya terus berkembang, hingga kini merek sepatunya juga bisa dibeli di Tokopedia dan paling laris melalui Shopee, selain dapat pula dibeli langsung melalui situs resminya.

“Dalam sebulan, bisa terjual 3000 hingga 5000 pasang sepatu, atau lebih dari 50.000 pasang sepatu dalam setahun. Itu baru dari penjualan online saja. Meski penjualan di Department Store cenderung menurun di masa pandemi ini, namun secara online angka penjualan kami cenderung tidak terpengaruh sama sekali. Karena pelanggan bisa membeli produk kami dari rumah saja,” ujar Erna Chan, perancang dan pemilik brand unik ini melalui surat elektronik yang diterima Suara.com, Kamis (6/8/2020).
Sepatu hasil rancangan anak Indonesia yang kali pertama dirilis pada 2015 ini dikenal sebagai brand sepatu dan sandal untuk wanita muda yang tampil dinamis, energik, dan playful.
Awalnya brand ini memanfaatkan akun Instagram @polla.polly sebagai medium penjualan.
Seiring meningkatnya minat pembeli, di tahun-tahun berikutnya brand tersebut membuka gerai di sejumlah Department Store ternama, terutama di Centro dan Metro yang tersebar dari Medan, Jakarta, Yogyakarta, Solo, Bali hingga Makassar dan Manado.
Melihat kemapanan angka penjualan online, sejak Juni 2020 perempuan lulusan Universitas Tarumanegara itu memberanikan diri untuk memperluas cakupan penjualannya ke tingkat regional.
Baca Juga: Profil Sisca Soewitomo, Pakar Kuliner yang Pamit 'Gantung Panci'
Berdasar angka penjualan yang besar dari Shopee, brand sepatu lokal tersebut mulai membuka jaringan penjualan ke Singapura, negeri asal e-commerce tersebut.
Hebatnya lagi, untuk memperluas cakupan market regional, Polla Polly berhasil menjejakkan layanan di Malaysia.
Kini perempuan Singapura dan Malaysia bisa membeli produk kualitas ekspor dari Indonesia ini.
Berbeda dengan pembeli di Department Store, Erna mengatakan bahwa konsumen dari kanal digital banyak didominasi oleh wanita yang lebih muda, umumnya dari kalangan mahasiswa dan wanita bekerja yang ingin tetap tampil modis.

Pola desain sepatu yang dijual online pun didominasi oleh warna-warna yang lebih playful dan unik, berbeda dengan produk di Department Store yang umumnya bercorak basic, sesuai selera pembeli yang lebih dewasa.
Kolaborasi Anak Bangsa
Sebagai brand milenial yang aktif dalam digital marketing, Polla Polly terus mengembangkan pola promosi online.
Memasuki Agustus 2020, brand-nya, lanjut Erna, telah menyiapkan kolaborasi dengan Lanang Putro, seorang ilustrator berbakat dari Yogyakarta yang karya-karyanya banyak tersebar di media sosial, khususnya Instagram.
Lanang Putro dikenal sebagai ilustrator buku untuk anak-anak dengan desain yang tampil segar, jenaka, dan penuh warna.
“Berawal dari iseng-iseng ketika mengeksplorasi Instagram, saya menemukan ilustrasi Lanang Putro. Saya rasa karya Mas Lanang sesuai dengan brand Polla Polly: ceria, bahagia, dan penuh warna,” ujar Erna yang juga menjabat sebagai COO di Polla Polly.
Ia menambahkan karya pelaku seni di Indonesia sangat menarik dan sangat layak mendapatkan wadah untuk disalurkan ke masyarakat luas.
Desain Lanang Putro untul sepatunya akan membawa tema Best Friend, menampilkan ilustrasi figur-figur yang bersahabat dengan hewan dan alam sekitar dalam warna-warna segar.
Melalui kolaborasi yang memanfaatkan medium digital ini Polla Polly ingin memperkenalkan karya putra-putri daerah ke pentas nasional dan juga regional.
Kolaborasi ini juga dijalankan dalam semangat untuk memajukan Ekonomi Kreatif di Indonesia.
Belajar Bisnis dari Keluarga
Sebelum mendirikan PT Polla Polly Abadi, di tahun 1998, Erna ikut dalam bisnis keluarganya yang memasok bahan-bahan pembuatan sepatu.
Ketika itu ia baru saja menamatkan studi Manajemen Bisnis di Universitas Tarumanegara.
Setelah memahami bisnis pembuatan sepatu dan memiliki jaringan pengrajin sepatu, di pertengahan 2010, Erna mulai bermimpi untuk membuat brand-nya sendiri.
Lima tahun kemudian, perempuan murah senyum ini mewujudkan mimpinya itu, dan mulai mengembangkan Polla Polly.
Hingga kini Erna lah yang merancang desain sepatunya dengan menggandeng para pengrajin sepatu di sejumlah kota.
Impiannya telah menjadi kenyataan dan terus berkembang.
Berbekal pengetahuan mengenai bahan sepatu, Erna mengedepankan aspek kenyamanan dalam produk rancangannya. Inilah yang menjadi alasan mengapa merek sepatunya dikenal tak hanya indah secara desain, tetapi juga nyaman dipakai.
“Bagi saya kenyamanan sepatu jadi nomor satu. Bahkan menjadi faktor utama yang membedakan kami dari produk-produk serupa,” ujar Erna.
Selain sepatu, ia juga mengembangkan produk sandal, tas dan aksesoris untuk wanita.
Dengan harga terjangkau, para pencinta sepatu dan tas bisa mengoleksi produk-produk andalan Polla Polly, mulai dari sneakers, sandal, sepatu kerja, high-heels, flat-shoes, hingga tas yang berciri desain unik dan girly.
Dengan kisaran harga Rp 89.000 hingga Rp 229.000, para perempuan muda bisa mendapat sepatu cantik yang nyaman dikenakan.