Hingga saat ini batas untuk wisatawan mancanegara masih ditutup. Maka pemerintah akan memaksimalkan kunjungan dari wisatawan domestik. Sayangnya, daya beli wisatawan dalam negeri masih di bawah daya beli wisman.
"Ada potensi wisatawan domestik yang besar yang bisa digarap, secara volume besar namun secara number masih beda tipis dengan mancanegara. Penguatan daya beli juga harus dikuatkan, otomatis penguatan wisdom bisa lebih digaet dan dimaksimalkan," jelas Angela.
Putri Hary Tanoesoedibjo itu menyebutkan ada potensi lain dari wisdom yang kerap berwisata ke luar negeri. Pada 2018 tercatat ada sebanyak 9,5 juta wisdom yang ke luar negeri dengan pembelanjaan mencapai Rp. 150 triliun.
"Dan ini bisa dimaksimalkan dari sisi wisdom karena ada potensi besar dalam mengembangkan pariwisata dalam jangka pendek," sambungnya.
3. Bukan tentang kuantitas tapi kualitas pariwisata
Mengingat saat ini akan berfokus pada kesehatan, maka pariwisata bukan hanya tentang banyaknya wisatawan atau kuantitas, tapi bagaimana memberikan pelayanan melalui hospitality atau kenyamanan dengan protokol kesehatan, yakni mengedepankan kualitas.
Fokus tersebut tidak hanya akan membuat wisatawan senang berlama-lama di hotel dan destinasi wisata, tapi para wisatawan ini akan memberikan rekomendasi kepada sesama wisatawan lainnya.
"Maka berlarilah dengan cepat dengan tujuan yang sama dan ritme yang sama, harus bisa adaptasi dengan tren yang ada, khususnya pasca pandemi dan bekerja dengan terukur dan akurat secara efisien yang efektif sehingga publik tahu apa yang kita kerjakan," pungkas Angela menutup Rakornas Kemenparekraf RI 2020.
Baca Juga: Luhut Minta Tak Ada Lagi Kebencian Supaya Pariwisata Bergerak