Survei: Pandemi Bikin Masyarakat Lebih Hati-hati Habiskan Uang Belanja

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 23 Maret 2021 | 16:50 WIB
Survei: Pandemi Bikin Masyarakat Lebih Hati-hati Habiskan Uang Belanja
Ilustrasi belanja [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 mengubah kehidupan masyarakat dalam banyak hal. Selain mengubah cara interkasi manusia, pandemi Covid-19 juga mengubah perilaku belanja masyarakat.

Hal itu diungkapkan oleh Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Ira Noviarti, dalam webinar bertajul “New Trends in Consumer Behaviour after Covid”. Dalam keterangannya, Selasa, (23/3/2021), Ira mengatakan bahwa perekonomian yang terkontraksi, ditambah dengan pembatasan mobilitas selama setahun ke belakang, telah berdampak besar pada perubahan perilaku konsumen di Indonesia.

"Kami memprediksi, setidaknya delapan perubahan perilaku konsumen akan terus bertahan bahkan setelah pandemi berakhir. Hal tersebut menunjukkan urgensi dari pelaku industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) seperti Unilever Indonesia untuk terus gesit merespons perubahan perilaku konsumen dan memanfaatkan momentum yang, bukan hanya membawa tantangan tetapi juga, membuka banyak peluang baru.”

Ilustrasi Rajin Menabung (Pexels/Karolina)
Ilustrasi merencanakan pengeluaran. (Pexels/Karolina)

Ditambah lagi, fakta menyebutkan bahwa konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi tertinggi dengan menyumbang 57,6 persen dari Produk Domestik Bruto.

Hal ini selaras dengan hasil survei terbaru dari Katadata Insight Center mengenai Perilaku Keuangan Konsumen Selama Pandemi COVID-19. Mulya Amri selaku Direktur Riset Katadata Insight Center menjelaskan, bahwa 76,6 persen responden merasa khawatir terhadap kondisi keuangan mereka sehingga lebih berhati-hati dalam menentukan alokasi pengeluaran.

Data itu terungkap lewat survei yang melibatkan 2.491 responden di 34 provinsi ini. Mulya juga menyampaikan bahwa bahwa prioritas pengeluaran konsumen kini didominasi oleh barang kebutuhan sehari-hari (95,5 persen), biaya kesehatan (81,7 persen), dan untuk pendidikan (74,7 persen). Sementara barang elektronik (6,1 persen), kendaraan (4,1 persen), dan wisata, hiburan atau hobi (3,6 persen) menempati prioritas terbawah.

Yuswohady, pakar pemasaran dari Inventure Consulting menanggapi bahwa di tengah pandemi, pergeseran perilaku konsumen adalah sebuah keniscayaan.

COVID-19 telah memaksa terjadinya apa yang ia sebut sebagai Consumer Megashifts 10X10, dimana perubahan perilaku konsumen menjadi 10X lebih besar dan dengan laju 10X lebih cepat.

“Dengan demikian, setiap perusahaan, termasuk FMCG, menghadapi a whole new world dengan adanya gaya hidup, preferensi, prioritas, dan pola pengambilan keputusan pembelian konsumen yang sama sekali baru; dan akhirnya melahirkan pola baru pula dalam memasarkan produk-produknya,” ujarnya.

Baca Juga: Awas Ketagihan Belanja di Penjual Ayam Cantik di Pasar Panorama Lembang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI