Praktisi: Isu Kesehatan Mental Belum Dianggap Penting di Sektor Pendidikan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 15 September 2021 | 10:54 WIB
Praktisi: Isu Kesehatan Mental Belum Dianggap Penting di Sektor Pendidikan
Ilustrasi Sekolah Online di Masa Pandemi. (Unsplash/Kelly Sikkema)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ia menjelaskan, anak muda memiliki kesempatan untuk mengalami proses yang panjang selama induksi pendampingan sehingga mereka belajar untuk lebih sabar dan tidak instan dalam berpikir, bekerja atau berinteraksi.

“Tujuan pendidikan seharusnya melibatkan anak muda dengan dunia yang dirasakannya juga dunia di sekelilingnya. Maka anak muda perlu menghormati akan keberagaman dan mengapresiasi akar budayanya sendiri,” terang Nur Rizal.

Oleh karena itu, pihaknya menyelenggarakan Kelas Sekolah Menyenangkan secara serentak ke 34 provinsi yang terbagi ke dalam 16 kelas secara daring.

Kelas Sekolah Menyenangkan itu diisi oleh sekitar 100 anak muda yang telah dilatih oleh GSM berkolaborasi dengan puluhan guru penyimpang. Guru penyimpang adalah guru yang memiliki perilaku menyimpang dalam mengajar, namun memberikan dampak positif pada karakter dan hasil belajar siswa.

“Melalui kolaborasi ini diharapkan dapat mengundang gerakan dari anak muda agar semakin peduli dan berkontribusi terhadap masa depan bangsanya, serta semakin menggerakkan guru untuk membangun pengembangan praktik bersama agar kompetensi dan profesionalismenya semakin meningkat,” harap dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI