Suara.com - Kebersihan sebagian dari iman adalah salah satu hadits agama Islam.
Hal ini diungkap dalam Hujjatul Islam, di mana Imam al-ghazali telah menulis bab tersendiri dalam karya monumentalnya yaitu Ihyâ’ ‘Ulûmiddîn, yang meyinggung soal tiga tingkatan dalam bersuci.
Mengutip dari Nu Online, dalam kitab Mukhtashar Ihyâ’ halaman 25, Imam al-Ghazali telah menyebut beberapa hadits dan ayat Al-Qur’an yang menerangkan soal bersuci, di antaranya adalah sabda Rasulullah SAW.
“Wudhu adalah sebagian dari iman.” (HR. Ibnu Abi Syaibah). (Jalaluddin as-Suyuthi, Jâmi’us Shaghîr, juz II, halaman, 385).

Wudhu yang dimaksud adalah dengan membersihkan diri ketika hendak melaksanakan salat. Selain itu, dalam hadits lain juga menyebutkan:
“Agama dibangun di atas kebersihan.” (Al-‘Iraqi berkata dalam Takhrîju Ahâdîtsil Ihyâ’: “Aku tidak menemukannya.”). (Al-‘Ajluni, Kasyful Khafâ’, juz I, halaman 228).
Tak hanya itu, Allah SWT juga berfirman tentang orang-orang yang membersihkan diri, berikut hadist-nya:
“Allah mencintai orang-orang yang membersihkan diri.” (QS at-Taubah: 108)
Lebih lanjut, Imam al-Ghazali membagi tingkatan bersuci dalam tiga hal. Berikut tingkatannya:
Baca Juga: Makan Bisa Membatalkan Wudhu? Ini Penjelasannya
Mensucikan anggota tubuh
Menurut Imam al-Ghazali, tingkatan dalam bersuci adalah dengan menyucikan anggota tubuh. Di mana ini bagian dari hadats dan juga najis. Artinya, kita perlu membersihkan anggota fisik dari sesuatu yang menghalangi keabsahan salat.
Baik itu dari hadats besar maupun hadast kecil. Mulai dari tempat, pakaian, juga perlengakan yang digunakan saat salat.
Mensucikan fisik dari perilaku dosa
Menurutnya, tingkatan bersuci yang satu ini perlu mensucikan fisik dari perilaku jahat, buruk, serta perbuatan dosa. Tingkatan yang satu ini muncul dari dorongan hati.
Salah satunya yaitu menghindari dari beberapa perbuatan maksiat. Seperti mencuri, berzina, dan lain-lain.