Pendonor Ginjal Itu Bernama Fransiska Ncis

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 06 Januari 2022 | 18:39 WIB
Pendonor Ginjal Itu Bernama Fransiska Ncis
Pendonor Ginjal Itu Bernama Fransiska Ncis. (Dokumentasi pribadi)

Seluruh proses dari awal pendaftaran hingga pascaoperasi membutuhkan waktu 10 bulan. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo menjadi rumah sakit pilihan untuk menjalankan proses tersebut. Siska terpaksa merelakan pekerjaannya. Ada sejumlah tahapan yang mesti ia lakukan mulai dari registrasi, edukasi, advokasi, hingga operasi itu sendiri. 

"Saya tidak mungkin untuk minta izin setiap hari ke kantor. Sehingga karena waktu itu juga pandemi dan perusahaan sedikit goyang, saya memutuskan untuk resgin dan fokus pada proses donor ginjal ini," ujar dia.

Setelah beberapa bulan menjalani proses pemeriksaan, hari bersejarah itu tiba. Sejak 2 November 2021 ia telah diminta berada di RSCM untuk menjalani proses karantina. Siska dijadwalkan untuk masuk meja operasi pada 9 November 2021.

"Hari ini adalah hari terakhir saya bisa merasakan sebagai manusia berginjal dua. Besok saya akan melihat satu ginjal saya berada di raga orang lain. Kepingan dari diri saya menjadi jawaban hidup dari pergumulan & penantian hidup seseorang," tulis Siska di akun Twitternya pada 8 November 2021. 

"Umur tidak ada yang tahu. Karena waktu bukan kita yang punya. Untuk itu saya mohon maaf, apabila saya mempunyai salah atau menyakiti hati, kepada siapapun itu. Baik saya sadari ataupun tanpa saya sadari. Sekali lagi, saya mohon doa untuk operasi saya besok pagi. Agar semua berjalan lancar, dan begitupun setelah saya siuman."

Pendonor Ginjal Itu Bernama Fransiska Ncis. (Dokumentasi pribadi)
Pendonor Ginjal Itu Bernama Fransiska Ncis. (Dokumentasi pribadi)

Hari operasi itu tiba. Ia telah siap dengan baju berwarna hijau khas untuk menjalani operasi. Jarum jam menunjukkan pukul 06.30 WIB. Dari ruang karantina, ia didorong melewati lorong menuju kamar bedah. Tepat di ruang operasi sang ibu menghampirnya. Ia memeluk erat Siska yang berada di kursi roda. 

"Bu, andai sampai terjadi apa-apa padaku saat operasi berlangsung, Ibu jangan menyalahkan siapa-siapa ya. Semua pasti sudah melakukan yangg terbaik. Dan ini sudah keputusan saya. Ibu harus mendoakan, tidak boleh sedih atau panik selama operasi berlangsung. saya janji akan berjuang di dalam sana dan keluar dengan membuat Ibu lega dan bangga," ujar Siska dalam dekapan sang ibu. 

Ia akhirnya didorong masuk ke ruang operasi. Di dalam, dokter telah bersiap dengan segala perlengkapannya. Ia kemudian berbaring di tempat tidur. Jarum anestesi disuntikan ke tubuhnya. Ia tidak sadarkan diri. 

Sebuah selang kemudian dimasukkan ke tenggorokannya. Berbagai alat penunjang medis juga tak lama dipasang di tubuhnya. Hanya alat yang terpasang ditubuhnya itu yang jadi pertanda kehidupannya. 

Baca Juga: Dinsos Tangerang Bantu Janda yang Nekat Ingin Jual Ginjal Karena Terlilit Utang

Pendonor Ginjal Itu Bernama Fransiska Ncis. (Dokumentasi pribadi)
Pendonor Ginjal Itu Bernama Fransiska Ncis. (Dokumentasi pribadi)

Di luar ruangan operasi, sang ibu menunggunnya dengan tenang. Setelah kurang lebih delapan jam operasi itu usai. Siska akhirnya siuman. Ia dibawa ke ruang pemulihan pasca operasi. Di sana ia berbaring sambil menyanyikan kidung untuk Tuhan sebagai rasa syukur. 

“Tanpa donor organ tidak ada cerita, tidak ada harapan, tidak ada transplantasi. Tetapi ketika ada donor organ, kehidupan muncul dari kematian, kesedihan berubah menjadi harapan dan kehilangan yang mengerikan menjadi hadiah.”

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI