Suara.com - Meski terkesan sepele, namun fasilitas teknologi dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) jadi hal vital karena akan mempengaruhi penerimaan pelajaran dari guru ke siswa.
Sehingga sekolah butuh perangkat teknologi untuk memperlancar PJJ, dan disinilah membutuhkan peran pelaku usaha atau UKM untuk pengadaan fasilitas teknologi sekolah.
Lantaran, UKM kerap keterbatasan dengan pendanaan, maka program SIPLah dan Pintek harus bisa dijalankan.
Perlu diketahui, SIPLah adalah program pengadaan barang dan jasa fasilitas sekolah yang bisa diajukan para UKM untuk menawarkan produk.
Sedangkan Pintek adalah perusahaan financial technology peer-to-peer lending untuk pendidikan, pemberi bantuan dana kepada UKM pengadaan fasilitas sekolah.

Dengan konsep education embedded financing, Pintek menyediakan layanan bagi UKM pendidikan untuk memiliki kesiapan modal untuk pengadaan produk pendidikan.
"Sarana dan prasarana sekolah dapat disediakan oleh para pelaku usaha atau UKM pendidikan dengan manajemen supply chain dan permodalan yang tepat juga," ujar Co-Founder dan Direktur Utama Pintek, Tommy Yuwono dalam konferensi pers, Rabu (2/3/2022).
Tommy mengklaim, dengan ‘education embedded financing’ ini, UKM akan lebih mudah mendapatkan modal pengadaan fasilitas sekolah, yang jumlahnya bisa mencapai miliaran rupiah.
"Terutama bagi usaha yang memiliki banyak pelanggan sekolah. Pintek sudah siap dana, sehingga UKM tidak perlu khawatir lagi, dan sekolah pun dapat merasa aman karena barang pasti sampai," tutup Tommy.
Baca Juga: Dear Para Ibu, Ini 4 Langkah Atur Keuangan Rumah Tangga dan Dana Usaha Sekaligus
Sekedar informasi, untuk menerapkan education embedded financing, Pintek bekerja sama langsung dalam supply chain untuk menanamkan akses pendanaan di titik-titik penyaluran ke UKM pendidikan, seperti principal, distributor, reseller besar, dan mitra SIPLAH.