Pawang Hujan: Mistis Atau Sains, Bagaimana Cara Kerjanya?

Senin, 21 Maret 2022 | 12:32 WIB
Pawang Hujan: Mistis Atau Sains, Bagaimana Cara Kerjanya?
Seorang wanita melakukan ritual tradisional agar cuaca cerah saat sesi latihan MotoGP Mnadalika 2022 di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok Tengah, Jumat (18/3/2022). [SONNY TUMBELAKA / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Langkah 3: Lepaskan Garam ke Udara
Setelah pesawat terbang di dalam awan, pilot menyalakan salah satu dari lusinan suar yang dipasang di sayap pesawat dengan mekanisme penembakan di kokpit.

Flare melepaskan asap dan senyawa garam, seperti natrium klorida atau kalium klorida, ke udara, yang menarik uap air di awan untuk membentuk tetesan air. Tetesan ini menyatu menjadi tetesan yang lebih besar dan, setelah cukup berat, akhirnya bisa jatuh sebagai hujan.

Langkah 4: Bertujuan untuk Turbulensi
Kebanyakan pilot dilatih untuk menghindar terbang langsung ke badai. Tetapi penyemaian awan harus membidik updraft, yang tercipta saat udara hangat dari tanah ditarik ke dasar awan cumulonimbus. Updraft ini membantu mencampur garam dan asap di seluruh awan, tetapi juga membuat penerbangan sangat bergelombang atau menciptakan turbulensi.

Langkah 5: Ulangi
Penerbangan penyemaian awan dapat memakan waktu tiga hingga empat jam, selama waktu itu pilot dapat melepaskan lusinan suar. Semakin banyak garam dan asap yang disuntikkan ke udara, semakin baik peluang menghasilkan hujan.

Jadi, apakah itu benar-benar berfungsi? Ahli meteorologi di Uni Emirat Arab, salah satu negara terkering di dunia dan konsumen air terbesar, percaya penyemaian awan meningkatkan curah hujan di padang pasir, meskipun para ilmuwan masih mencoba untuk menghitung dengan tepat seberapa banyak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI