
Kehidupan selalu memiliki dua sisi, suka dan duka. Apa yang dialami dan tidak dialami seseorang, apa yang dimiliki dan tidak dimiliki seseorang, apa yang dirasakan dan tidak dirasakan sesesorang, semuanya sudah dalam porsinya masing-masing.
Tidak jarang, kita menyangka orang lain lebih beruntung dari kita. Padahal, itu tidaklah sepenuhnya benar dan semata-mata prasangka kita. Sawang sinawang, begitu fisolofi Jawa menyebutnya. Sebab, ketika orang lain memiliki sesuatu yang tidak kita miliki, kita juga pasti memiliki hal yang tidak ia miliki. Bagaimanapun, setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam hidupnya.