Suara.com - Hari ini, Rabu (14/9/2022) Google turut merayakan ulang tahun pahlawan perempuan Indonesia, Rasuna Said yang ke-112 dengan menampilkan Google Goodle yang menarik dari perempuan berdarah Minang tersebut.
Ilustrasi bernuansa biru tersebut menjadi perhatian banyak orang, yang ingin mengenal lebih jauh tentang sosok Rasuna Said, pahlawan yang semasa hidupnya memiliki julukan Singa Betina Pergerakan Kemerdekaan Indonesia itu.
Salah satunya adalah mengenai daerah asalnya, Maninjau Sumatera Barat. Rasuna Said lahir pada 14 September 1910 di Desa Panyinggahan dengan latar belakang keluarga yang merupakan keturunan bangsawan Minang.
Ayahnya bernama Muhamad Said, seorang saudagar Minangkabau dan bekas aktivis pergerakan. Namun ia dibesarkan di rumah sang paman, karena sang ayah sering tidak berada di rumah.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai Maninjau, daerah kelahiran Rasuna Said yang terkenal dengan panorama alamnya yang indah, berikut beberapa fakta menarik yang bisa kamu ketahui.
1. Terkenal dengan Keindahan Danau Vulkaniknya
Kawasan Maninjau terkenal dengan danau vulkanik yang terbentuk akibat erupsi dari Gunung Sitinjau sekitar 52.000 tahun yang lalu.
Kaldera (wajan) yang terbentuk dari erupsi tersebut berkembang menjadi danau. Kaldera adalah hasil dari vulkanik yang terbentuk akibat jatuhnya tanah setelah letusan vulkanik.
2. Danau Terluas Kesebelas di Indonesia
Baca Juga: Hari Ulang Tahun Singa Betina Pergerakan Kemerdekaan Indonesia Dirayakan Google Doodle
Dilansir Indonesia Kaya,danau ini terletak di ketinggian kurang lebih 460 meter diatas permukaan laut, danau ini membentang seluas 100 km persegi dengan kedalaman rata-rata 105 meter. Dengan luasnya tersebut, Maninjau menjadi danau terluas kesebelas di Indonesia.
3. Legenda Asal Muasal Danau Terbentuk
Legenda ini dikenal orang sebagai ‘Bujang Sembilan’, yang menceritakan kisah 10 bersaudara kakak beradik yang terdiri dari 9 orang bujang dan seorang gadis.
Alkisah sang gadis menjalin kasih dengan pemuda bernama Sigiran, tetapi kisah cinta berujung dengan munculnya fitnah dari kesembilan bujang. Para bujang ini menuduh hubungan yang terjadi antara keduanya telah melampaui batas norma masyarakat.
Dengan tuduhan yang dilontarkan oleh kesembilan saudaranya, sang gadis beserta kekasihnya kemudian bersumpah. Keduanya akan melompat ke kawah Gunung Tinjau (Sitinjau) untuk membuktikan kesucian diri mereka.
Sebelum melompat, mereka berkata dengan lantang, jika mereka bersalah maka gunung tersebut tidak akan meletus, tetapi jika mereka berdua tidak bersalah maka gunung tersebut akan meletus. Kisah ini pun berakhir dengan meletusnya Gunung Sitinjau sehingga membuktikan keduanya tidak bersalah.